Kejar target 4% rasio kewirausahaan, ini strategi pemerintah

Senin, 4 Juli 2022 | 17:35 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) terus mendorong semangat Revolusi Kewirausahaan, yakni mencetak lebih banyak lagi pelaku usaha yang tangguh, inovatif dan berbasis teknologi.

Beragam program pun digulirkan Kemenkop UKM, utamanya penciptaan sejuta wirausaha baru. Hal ini dimaksudkan juga dalam rangka mendongkrak rasio kewirausahaan di Indonesia yang cenderung masih rendah, yakni di level 3,18%.

"Untuk bisa disebut sebagai negara maju, rasio kewirausahaan itu minimal harus 4%," ujar Menkop UKM Teten Masduki di Jakarta, Senin (4/7/2022).

Di sisi lain, Menteri Teten juga berkomitmen untuk memperkuat kapasitas dan kualitas produk UMKM di pasar online. Menurut dia, selain mendongkrak rasio kewirausahaan, produk UMKM harus mampu membanjiri seluruh platform e-commerce dengan produk unggulan dan kompetitif.

Karenanya, guna mencapai tujuan itu, Menteri Teten meminta dukungan dari banyak pihak, termasuk perguruan tinggi dan inkubator bisnis. Secara khusus, dia melayangkan apresiasi Universitas Padjajaran yang sudah punya predikat sebagai Kampus Sahabat UMKM dengan banyaknya kegiatan pembinaan dan pendampingan.

Kepada perguruan tinggi lain, Teten mengajak mereka untuk mengubah pola pikir para lulusannya, dari pencari pekerjaan menjadi pencipta lapangan kerja, yakni dengan berwirausaha. "Beriringan dengan itu, kita terus mengembangkan ekosistem kewirausahaan, termasuk pada faktor akses pembiayaan," kata Teten.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, seluruh pemangku kepentingan punya kewajiban untuk menjaga ekosistem bisnis dan kewirausahaan di Tanah Air untuk tetap kondusif. Dalam hal ini, Erick menyebut harus ada lokomotif besar guna meningkatkan performa UMKM.

Salah satu contohnya, lanjut Erick, ialah langkah Kementerian BUMN melakukan refocusing bank pemerintah, seperti Bank BRI yang semula 80% kredit untuk korporasi, kini sudah 85% untuk segmen UMKM. Tak hanya itu, saat ini juga tengah dibangun holding antara Bank BRI, PNM, serta Pegadaian.

"Hal itu dikarenakan ada potensi ekonomi digital sebesar Rp 5.400 triliun yang bisa dinikmati pelaku UMKM. Itu terbesar di Asia Tenggara dan kita jangan terus menerus hanya menjadi pasar bagi produk luar," tegas Menteri Erick.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menekankan, akses digital yang semakin berkembang semestinya menjadi medium yang pas guna mengembangkan kewirausahaan di Indonesia, termasuk memperluas pasar UMKM hingga ke negara lain.

"Untuk menuju Indonesia Emas 2045, juga dibutuhkan beberapa kondisi, seperti kepastian hukum lewat UU Cipta Kerja, stabilitas politik dan ekonomi, serta kolaborasi lintas sektor," tandas Arsjad Rasjid.kbc11

Bagikan artikel ini: