Stabilkan harga bawang putih, 480 ton akan dilepas ke pasar dengan harga Rp 38 ribu

Sabtu, 27 Mei 2017 | 06:43 WIB ET

SIDOARJO, kabarbisnis.com: Masih tingginya harga bawang putih di pasaran membuat Pemerintah Provinsi Jawa Timur turun tangan. Bersama Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jatim, Pemprov Jatim akan menggelontorkan sekitar 480 ton bawang putih jenis “cutting” ke pasaran dengan harga Rp 38 ribu per kilogram.

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan bahwa memasuki puasa Ramadhan kali ini, harga semua bahan pangan pokok cenderung stabil dan tidak ada gejolak. Hanya bawang putih saja yang masih tinggi harganya, itu pun yang jenis “Cutting” yang memang disenangi masyarakat.

Harga bawang putih jenis “cutting” di pasar Surabaya saat ini masih mencapai dikisaran Rp 51 ribu. Di luar Surabaya harganya ada yang sudah melandai di level Rp 48 ribu per kilogram. Sementara yang jenis lainnya harga hanya berkisaran Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram.

“Jadi posisi harga, hanya bawang putih yang masih tinggi, yaitu sekitar Rp 47 ribu di luar Surabaya dan di Surabaya masih  sekitar Rp 51 ribu. Ini akan segera turun dengan dropping. Harapan kami  menjelang hari raya akan turun sampai Rp 38 ribu,” tegas Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo saat melepas armada truk  Gerakan Stabilisasi Pangan di Gudang Bulog Divre Jatim di Buduran Sidoarjo, Jumat (26/5/2017).

Sementara posisi stok pangan lain menurut Pakde semuanya aman. Untuk stok besar mencapai  1 juta ton lebih. Stok lama  masih bisa mencukupi 4 bulan. Stok gula sangat cukup, harga stabil. Kedelai akan terus didrop, cabe besar aman untuk 3 bulan, cabe kriting aman untuk 2 bulan, stok cabe rawit mencapai 6 bulan, bawang merah 3 bulan, telur berkelebihan bahkan sampai  4 bulan.

“Harga telur sekarang juga sudah naik stabil  bagus, jadi harga telur sudah Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu, ongkos produksi Rp 16.800 hingga Rp 17 ribu. Jadi petani pada posisi yang baik. Daging ayam 5 bulan, karkas harganya mencapai Rp 29 ribu per kilogram karkas ayam, sangat bagus. Minyak goreng sangat aman, terigu aman,” terangnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan  Perindustrian (Disperindag) Jatim, Ardi Prasetiawan menuturkan bahwa penggelontoran dilakukan karena harga cukup tinggi. Padahal menurut perpres 71/2015, bawang putih diluar bahan kebutuhan pokok.  Tetapi karena biasanya digunakan sebagai ”essence” atau penyedap makanan, maka dibutuhkan masyarakat.

“ Dan bawang putih itu sebenarnya variatif, yang mahal itu yang jenis cutting, yang disukai masyarakat yang harganya mencapai Rp 50 ribu. Tapi kalau bawang putih biasa harganya hanya Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu,” ujar Ardi.

Karena bukan termasuk bahan pokok, maka volume impor yang dilakukan juga tidak ada aturannya. Untuk itu,Pemrov Jatim sudah melakukan koordiansi dengan para importer dan mereka sudah menyatakan komitmennya memenuhi seluruh kebutuhan. Impor dari China yang baru masuk sebanyak 16 kontainer volume 29 ton hingga 30 ton per container atau sekitar 480 ton sudah masuk melalui Tanjung Perak. Ini tidak hanya untuk pasar Jatim karena Jatim juga menjadi stabilisator untuk daerah lain. Misalkan Kalimantan Barat, Pemerintah Pusat telah menugaskan untuk mengirimkan bawang putih kesana  sekitar 10 ton.

“Kementerian perdagangan lihat stok yang kurang dimana, nanti kita gelontorkan karena permintaan Pemerntah Pusat kita melakukan kordinasi antar provinsi. Kalau kosong nanti kita kirim tetapi tidak sampai mengosongkan di daerah kita,” tegasnya. kbc6

Bagikan artikel ini: