JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui minat konversi motor listrik masyarakat Indonesia masih rendah.

Inilah yang menjadi salah satu biang kerok realisasi anggaran Kementerian ESDM belum maksimal. Arifin menyebut, penyerapan anggaran kementeriannya per 18 November 2023 baru 59,03 persen.

"Realisasi ini masih rendah, terutama disebabkan pada kegiatan insentif konversi motor BBM ke listrik, di mana minat masyarakat yang masih rendah," katanya baru-baru ini.

Arifin juga mengatakan masih ada deviasi sekitar minus 5,68 persen dalam realisasi anggaran Kementerian ESDM tahun ini.

Sementara itu, program pembagian 500 ribu rice cooker atau alat masak berbasis listrik (AML) hingga kini juga belum terlaksana. Dia menyebut belum terlaksananya program ini menjadi penghambat realisasi anggaran Kementerian ESDM.

"AML, status saat ini daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sudah terbit dan dalam penyiapan data calon penerima serta penyiapan pengadaan melalui e-katalog. Diharapkan dapat dilaksanakan pada minggu keempat November 2023 sehingga distribusi dapat segera dilaksanakan sampai dengan pertengahan Desember 2023," tutupnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKB Ratna Juwita Sari turut mengkritisi minimnya minat masyarakat dalam mengonversi motor BBM ke listrik tersebut. Dia mengutip data yang dipaparkan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam raker ini.

Menurutnya, target konversi motor listrik yang dipatok Kementerian ESDM tak akan tercapai di 2023 ini.

"Kalau melihat capaian program pak, ada konversi motor listrik. Disediakan 350 unit saja yang riil terkonversi hanya 60 unit pak, yang terproses saja 78 unit. Ini kan berarti 50 persen saja belum sampai dengan akhir tahun. Saya bisa pastikan target bapak kayaknya enggak tercapai deh pak," kritik Ratna.

Teranyar, pemerintah menaikkan subsidi program konversi motor listrik naik dari Rp7 juta menjadi Rp10 juta per unit. Ini menjadi salah satu langkah menaikkan minat konversi motor listrik. kbc10