Program Inovasi Listrik Sang Naga masuk Top 99 Sinovik

Selasa, 27 Juli 2021 | 14:24 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Program Binaan PLN, Listrik Untuk Sang Naga masuk Top 99 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB). Program inovasi dengan judul Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga telah mulai memasuki tahap penjurian Top 99 Sinovik.

Pengecekan lapangan dilakukan langsung dari lahan buah naga milik petani buah naga, Edi Purwoko di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi pada Jumat (23/7/2021). Secara bergantian, para juri Sinovik yang terdiri atas JB.Kristiadi, Eko Prasojo, Haris Turino, R. Siti Zuhro, Tulus Abadi, dan ‌Indah Sukmaningsih menggunakan kesempatan tersebut untuk tanya jawab langsung.

Inovasi Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga merupakan teknologi tepat guna penggunaan lampu di kebun buah naga pada malam hari, untuk merangsang pembungaan merupakan gagasan dari PLN bekerjasama dengan Dinas Pertahanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi.

Dengan menggunakan inovasi ini, petani buah naga dapat melakukan panen buah naga di luar musim atau off season. Saat ini total luasan lahan buah naga Banyuwangi sebanyak 3132 hektar. Dari luasan tersebut, terdapat 2608 hektar yang menggunakan lampu.

Dalam sesi tanya jawa tersebut, Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan, petani buah naga Edi Purwoko dan perwakilan pengelola UMKM Eldanan menjawab beragam pertanyaan tentang manfaat dan efektivitas program inovasi penggunaan lampu pada pertanian buah naga.

"Kami mendorong petani buah naga menggunakan listrik untuk mendorong produktivitasnya, kami juga menjaga keandalan pasokannya. Kerjasama PLN dan Pemkab Banyuwangi ini untuk meningkatkan perekonomian petani. Saat ini pelanggan petani buah naga kami sebanyak 12.743 pelanggan," papar Manager UP3 Banyuwangi, Krisantus dalam siaran resmi yang diterima kabarbisnis.com, Surabaya, Selasa (27/7/2021)..

Elektrifikasi buah naga ini telah mendorong peningkatan perekonomian petani karena panen dapat dilakukan sepanjang tahun, dimana untuk 1 hektar lahan dengan penyinaran dapat menghasilkan buah naga sebanyak 77 ton tiap tahunnya dengan harga per kilo berkisar antara Rp 4 ribu hingga Rp 30 ribu. Tercatat sekitar 1.362 hektar lahan buah naga yang tersebar di daerah Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo, Bangunrejo dan Purwoharjo sudah teraliri listrik.

Petani Buah Naga, Edi Purwoko bercerita sebelum menggunakan listrik buah naga hanya bisa dipanen satu musim saja. "Harga per musim panen itu sangat murah berkirar 2-3ribu saja. Sekarang dengan adanya inovasi ini perekonomian meningkat. Permintaan buah naga dari luar Banyuwangi luar biasa meningkat. Bahkan adanya pandemi tidak berdampak terhadap proses produksi dan permintaan pasar. Pengiriman buah tetap berjalan lancar. Kami sampai mempekerjakan tenaga kerja dari wilayah di luar Banyuwangi," tambahnya.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut inovasi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama masyarakat untuk meningkatkan produksi buah naga sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga.kbc6

Bagikan artikel ini: