1 Juta WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Kita Jangan 'Denial'

Kamis, 23 Mei 2024 | 09:35 WIB ET
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta Indonesia tidak menyangkal (denial) terkait fakta 1 juta warga lokal memilih berobat ke luar negeri.

Budi menyinggung banyak orang menyebut warga negara Malaysia dulu berbondong-bondong ke Indonesia untuk belajar dan menjadi dokter. Namun, fakta di lapangan sekarang malah berbalik.

"Tapi kenyataannya 1 juta orang Indonesia pergi ke Malaysia (luar negeri) dan mereka bilang di sana lebih bagus, tapi kita (tetap) bilang kita lebih bagus. Nah, itu saatnya kita minum obat anti-intellectual trap," katanya seperti dikutip, Kamis (23/5/2024).

"Ada dokter-dokter kita yang lebih bagus, pasti ada, tapi try to listen. Coba tatarannya balik ke masyarakat, tanya ke masyarakat kenapa mereka ke sana (berobat ke luar negeri). Kalau mereka bilang di sana lebih bagus, lebih cepat sembuh, obatnya gak mahal, jangan feel offended, feel defensive, denial, 'gak, kita lebih bagus'. That can't improve our quality," imbuh Budi.

BGS menyebut, ada 'penyakit' yang disebut dengan intellectual empower trap. Ia menyebut ini sangat mudah menjangkiti orang-orang hebat.

Dia menuturkan, para profesor hingga chief executive officer (CEO) bakal merasa dirinya paling pintar dan berkuasa. Pada akhirnya, orang-orang hebat tersebut terjebak dalam intellectual empower trap.

"Dia merasa orang lain di luar itu lebih bodoh dari dia, sehingga gak mau dengar pendapat orang lain. Ini pengaruh ke mutu," ungkapnya.

"Kalau kita gak mau mulai mendengar dari pasar bahwa ada yang lebih baik dari kita karena kita merasa diri kita paling baik, itu susah. Kita harus terus memperbaiki diri," tandas Budi.

Oleh karena itu, salah satu yang harus ditingkatkan adalah kualitas tenaga kesehatan. Budi lantas menyinggung soal kehadiran dokter asing.

Dia menggunakan analogi pemain naturalisasi yang hadir di Timnas Indonesia membuat penampilan skuad menjadi lebih moncer. Indonesia juga mempercayakan pelatih asing Shin Tae-yong dari Korea Selatan untuk menakhodai skuad Garuda.

"Jadi, bapak/ibu nanti kalau ada dokter asing masuk, direktur utama rumah sakit bule masuk, tolong dilihat itu bukan sebagai akan menghabiskan atau menutup lapangan kerja. Itu untuk menjawab isu fundamental bahwa kita harus meningkatkan kualitas tenaga kesehatan kita," ujar Budi.

Kegaduhan belakangan muncul terkait UU Kesehatan. Beleid itu dianggap menjadi peluang liberalisasi dan membuka pelayanan kesehatan nasional kepada pasar bebas.

Masuknya dokter asing pun dipersoalkan. Kendati, Budi menegaskan dokter asing yang bisa masuk ke Indonesia akan dibatasi 2 tahun dan hanya bisa diperpanjang sekali dengan maksimal menetap 4 tahun di Tanah Air. kbc10

Bagikan artikel ini: