Bulan K3, Pelindo Sub Regional Jawa Tekankan Kordinasi dan Kolaborasi Untuk Mencapai Zero Accident

Jum'at, 26 Januari 2024 | 16:07 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Angka kecelakaan kerja nihil atau Zero Accident menjadi target utama PT Pelindo Sub Regional 3 Jawa dalam setiap tahunnya. Apalagi data nasional menunjukkan jumlah kecelakaan kerja dalam tiga tahun kebelakang mengalami peningkatan.

Saat membacakan sambutan menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Sub Regional Head Jawa Regional 3 PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Ali Sodikin mengungkapkan bahwa jumlah kecelakaan kerja di Indonesia dewasa ini terus meningkat.

"Berdasarkan Laporan Tahunan BPJS Ketenagakerjaan 3 (tiga) tahun terakhir, data jumlah kecelakaan kerja (termasuk diantaranya penyakit akibat kerja/PAK) diketahui terus meningkat," kata Ali Sodiki ketika memimpin Apel Bersama K3 Tahun 2024 di halaman kantor Pelindo Sub Regional 3 Jawa, Surabaya, Jumat (26/1/2024),

Pada tahun 2021 angka kecelakaan kerja berjumlah 234.371 kasus, kemudian pada tahun 2022 angka kecelakaan kerja 298.137 kasus, sedangkan yang terbaru pada tahun 2023 (s.d Bulan Oktober) jumlah kecelakaan kerja tercatat sebesar 315.579 kasus (data keseluruhan tahun 2023 baru dapat ditarik pada awal Januari 2024).

"Berdasarkan data tersebut, menjadi indikasi bahwa pelaksanaan K3 harus makin menjadi perhatian dan menjadi prioritas bagi dunia kerja di Indonesia. Untuk itu, kami mengajak dan mendorong terus kepada pengurus perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten sebagaimana ketentuan perundangan yang berlaku, sehingga budaya K3 melekat pada setiap individu yang berperan serta di perusahaan dan terwujudnya peningkatan produktivitas kerja," ujar Ali Sodikin.

Untuk itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi dalam upaya peningkatan kemandirian berbudaya K3 dengan terus menggelorakan K3 di setiap kesempatan.

"Peningkatan koordinasi, sinergi dan kolaborasi tersebut dilaksanakan, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional pada forum K3 yang strategis," ujar Ali Sodikin.

Melalui upaya ini diharapkan seluruh lapisan masyarakat ,baik umum maupun industri, para cendekiawan, akademisi, organisasi profesi, asosiasi dan pihak terkait lainnya dapat berperan aktif dalam peningkatan pemasyarakatan K3. Sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat mendukung arah K3 nasional sehingga tujuan dalam menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat menuju kecelakaan nihil guna peningkatan industri nasional dalam segera terwujud dengan nyata.

Untuk itu, seluruh tenaga kerja dapat terus meningkatkan budaya K3 khususnya di tempat kerja, sebagai bentuk kontribusi dalam menjaga asset perusahaan dan mendukung keberlangsungan usaha.

"Kementerian Ketenagakerjaan telah menetapkan sembilan lompatan besar Kementerian Ketenagakerjaan sebagai terobosan strategis guna mengoptimalkan potensi pembangunan serta mengatasi tantangan dan permasalahan ketenagakerjaan yang semakin kompleks," tandasnya.

Salah satu lompatan dimaksud yaitu reformasi pengawasan ketenagakerjaan. Sebagai wujud implementasi reformasi pengawasan ketenagakerjaan dan pelaksanaan K3 secara nasional, Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai upaya, diantaranya penyusunan dan pembaharuan norma, standar, kriteria dan prosedur bidang K3 serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan termasuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai upaya menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi pengusaha dan pekerja.

Pada kesempatan yang sama, Kahumas Pelindo Sub Regional Jawa Rendy Fendy menjelaskan bahwa Apel Bersama K3 Tahun 2024, dengan tema “Budayakan K3, Sehat dan Selamat dalam Bekerja, Terjaga Keberlangsungan Usaha” yang digelar oleh Sub Regional 3 Jawa diikuti oleh seluruh perwakilan dari Pelindo grup.

"Agar mencapai Zero Accident, kami selalu bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dan stake holder. Kami juga memiliki inovasi dalam HSSE, yaitu pelaporan dalam bentuk digital, yaitu MyHSSE, karena saat ini eranya adalah digitalisasi," kata Rendy Fendy.

Meski demikian, ia mengaku sejak beberapa tahun belakangan, Pelindo selalu mencapai Zero Accident melalui berbagai upaya yang telah dilakukan.

"Tantangan terbesar adalah faktor human, walaupun kami di Tanjung Perak ini telah menggunakan peralatan dan teknologi yang canggih, tetapi ketika SDM belum mengikuti perkembangan teknologi atau kurang awas, itu bisa menjadi salah satu faktor terjadi insiden," katanya.

Oleh karena itu, Pelindo selalu melakukan sosialisasi, salah satunya pada driver truk, agar tidak tidur dibawah truk karena ini juga memicu terjadinya kecelakaan. "Juga ada sistem pengamanan terpadu, internal dan eksternal seperti dengan melibatkan kepolisian dan TNI," pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut juga digelar Simulasi Tanggap Darurat Bahaya Kebakaran pada Bus oleh Tim P2K3 PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS).kbc6

Bagikan artikel ini: