Ini yang perlu dipahami konsumen terkait 'flash sale' di e-commerce

Jum'at, 31 Agustus 2018 | 17:15 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Fenomena flash sale belakangan ini mengundang tingginya partisipasi publik lantaran harga beragam produk yang ditawarkan beberapa pelaku e-commerce di Indonesia lebih murah. 

Namun di sisi lain banyak konsumen yang kecewa karena tidak berhasil mendapatkan produk flash sale. Curhatan di media sosial pun menjadi perbincangan hangat.  

Ketua Umum Indonesian e-Commerce Association (idEA) Ignatius Untung mengatakan perlunya dilakukan edukasi publik untuk memberikan pemahaman teknis pada para konsumen terkait teknis pelaku e-commerce ketika menyelenggarakan flash sale.

“Sehingga mereka tidak terlalu kecewa ketika tidak beruntung mendapat produk yang diinginkan. Apalagi jumlah pengunjung sebuah flash sale pastinya tidak sedikit,” kata Untung kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Untung menganalogikan flash sale yang digelar pelaku e-commerce layaknya sebuah program clearance sale yang dilakukan oleh toko-toko offline. 

Dia bilang, ketika konsumen tidak beruntung mendapat produk dalam flash sale bukan berarti konsumen sedang ditipu oleh e-commerce, tetapi bisa jadi kalah cepat. Sebab pada saat itu juga terdapat jutaan bahkan puluhan juta konsumen lain yang memperebutkan barang yang sama. 

"Jika di toko offline masyarakat sering menemukan adanya clearance sale, flash sale tidak berbeda dengan itu. Barangnya terbatas, sementara yang mau (membeli) banyak,” jelas Untung.

Dia mencontohkan ada sebuah toko offline yang menyelenggarakan clearance sale dengan jumlah produk 30 buah. Ketika toko dibuka ternyata ada 150 orang yang hadir bersamaan memperebutkan 30 produk yang dijual. Pada akhirnya hanya akan ada 30 orang yang mendapatkan produk. Untuk 120 orang yang tidak beruntung mendapatkan produknya bukan berarti menjadi kesalahan dari toko tersebut. 

Sebelumnya Tokopedia mengakhiri hubungan kerja dengan pegawai yang melakukan pelanggaran transaksi terhadap 49 produk di flash sale. Hal itu diutarakan oleh CEO Tokopedia William Tanuwijaya lewat akun instagramnya.

“Rasanya sangat terpukul dan kecewa ketika mendapati ada beberapa anggota team yang melakukan pelanggaran sebanyak total 49 buah produk dari kampanye promosi Tokopedia. Memang jumlahnya kecil sekali dibanding puluhan juta produk yang terjual setiap bulannya, namun bagi kami ini bukan persoalan seberapa kecil pelanggarannya. Untuk pelanggaran sekecil apapun, ini adalah masalah kegagalan integritas dalam menjaga titipan kepercayaan yang diberikan kepada Tokopedia. Maka tanggal 24 Agustus kemarin, Tokopedia telah dengan tegas memberhentikan seluruh anggota team yang terbukti terlibat dalam pelanggaran ini,” tulis William.

Menanggapi perihal ini, Untung menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kasus tersebut. Sebab persepsi yang timbul di masyarakat yakni menghubungkan internal fraud sebagai penyebab tidak berhasilnya sebagian masyarakat untuk mendapatkan produk di flash sale. 

"Padahal kasus tersebut hanya melibatkan 49 produk dari jutaan produk lainnya yang berhasil dibeli oleh konsumen. Inilah mengapa edukasi konsumen itu penting supaya masyarakat kita tidak serta merta merasa ditipu atau curiga ada permainan orang dalam ketika tidak mendapatkan produk di flash sale,” jelas Untung. kbc10

Bagikan artikel ini: