Teknologi Penting untuk Tingkatkan Kapasitas Pebisnis UMKM

Minggu, 18 Februari 2024 | 18:52 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menegaskan pentingnya teknologi sebagai instrumen untuk meningkatkan kapasitas bisnis para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).

"UMKM harus bisa memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing produk dan memperluas pemasarannya. Mulai dari proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran dibutuhkan sentuhan teknologi agar bisa memenangkan persaingan," ucap Arif dalam keterangan tertulis, Minggu (18/2/2024).

Dengan adanya teknologi, kata Arif, pelaku UMKM akan lebih mudah mengetahui informasi potensi market yang akan digarapnya. Bahkan kebijakan alokasi belanja Kementerian/Lembaga sebesar 40% dengan nilai Rp 810,91 triliun khusus untuk produk lokal/UMKM dapat dioptimalkan dengan cara mengakses melalui laman LKPP e-catalog.

"Kalau kita tidak bisa memanfaatkan (teknologi) dan tidak mau mencari informasi dan data, kita akan ketinggalan. Sebab memang faktanya di e-katalog itu ternyata belum banyak UMKM yang memanfaatkannya," jelas dia.

Pemerintah sendiri, lanjutnya, melihat potensi ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai Rp 1.207 triliun dan diprediksi akan mencapai Rp 5.400 triliun pada 2030.Ekonomi digital ini bakal menjadi sumber ekonomi baru sehingga UMKM dari hulu ke hilir sudah seharusnya mengembangkan basis produknya dengan teknologi digital.

Arif juga meminta pelaku UMKM untuk menentukan target kinerjanya sehingga akan terdorong untuk naik kelas. Apabila terkendala soal pembiayaan untuk mencapai target kinerja tersebut, pemerintah telah menyiapkan opsi pembiayaan yang murah bagi UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau dengan skema pembiayaan lain termasuk dana bergulir dari LPDB KUMKM.

"Dengan akses pembiayaan yang memadahi, UMKM dapat terbantu dalam meningkatkan skala bisnisnya. Bahkan hingga ke sektor mikro saat ini telah tersedia skema pembiayaan yang relatif murah melalui holding ultra mikro untuk layanan pembiayaan," kata dia.

Ditegaskan Arif, KemenKopUKM juga berkomitmen memberikan pendampingan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan kemudahan dalam hal akses legalitas usaha. Pihaknya menyediakan layanan kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, hingga izin PIRT dengan bekerja sama secara lintas sektoral.

"Mudah-mudahan fasilitasi yang disediakan pemerintah ini bisa membantu pelaku UMKM khususnya sektor usaha mikro untuk punya daya saing yang lebih baik," ujarnya.

Sementara itu dalam Diskusi Optimalisasi Teknologi Digital bagi UMKM di Banyuwangi, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi Roro Nanin Oktaviantie menyatakan, kemasan menjadi salah satu kunci bagi UMKM memenangkan persaingan. Namun sayangnya, dia melihat saat ini banyak pelaku UMKM di wilayahnya yang belum memahami pentingnya membuat kemasan produk yang menarik.

"Dari 296.706 UMKM yang ada di wilayah Banyuwangi, mayoritas masih membutuhkan pendampingan yang intensif khususnya bagi pelaku UMKM yang bergerak di sektor food and beverage (F&B). Sebagian besar produk F&B dari UMKM di wilayah ini masih menggunakan jenis dan desain kemasan yang sederhana," jelasnya.

Dia berharap KemenKopUKM dapat membantu mewujudkan harapan Pemda Banyuwangi untuk memiliki rumah layanan kemasan. Dengan rumah layanan kemasan beserta fasilitas penunjang lainnya diharapkan pelaku UMKM di Kabupaten  Banyuwangi bisa terdorong untuk naik kelas. "Kami sudah mengajukan ke KemenKopUKM untuk rumah layanan kemasan ini. Kita harap permohonan kami dikabulkan demi teman-teman pelaku usaha," ucap Roro Nanin.

CEO Rumah Besar Kemasan, Nashrullah Hasin membenarkan bahwa kemasan yang baik sangat berpengaruh terhadap kinerja penjualan sebuah produk. Untuk mendobrak pasar, kualitas produk dan kemasan menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Karena itu, dia meminta agar pelaku UMKM di Banyuwangi mulai mengubah pola pikir untuk mulai memikirkan kemasan yang baik dan menarik supaya produknya semakin diminati pasar. Ditegaskan bahwa kemasan yang menarik akan menentukan arah branding suatu produk UMKM.

"Sehebat-hebatnya kita membuat produk tapi kalau dikemas biasa maka orang tidak akan dengan mudahnga yakin. Nestapa kemasan kebanyakan UMKM kita sekarang adalah hanya bikin kemasan polos lalu ditempel stiker saja," kata Nashrullah.

Dia juga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi untuk memperluas akses pasar. Menurutnya, dengan produk berkualitas dan pengemasan yang menarik, upaya lanjutan untuk memenangkan pemasaran adalah dengan mengoptimalkan layanan teknologi seperti media sosial, website, atau melalui e-commerce.

"Era digital saat ini mengubah posisi pelaku UMKM, selain offline mereka bisa berjualan secara online dengan pasar yang lebih luas," pungkasnya. kbc11

Bagikan artikel ini: