Sri Mulyani Ungkap Peluang Suku Bunga Turun di Semester II Tahun Depan

Minggu, 24 Desember 2023 | 09:38 WIB ET
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.

Bahkan banyak sekali proyeksi mengenai kondisi ekonomi negara besar yang masuk ke dalam jurang resesi.

Dia menuturkan, hal itu terlihat dari kenaikan suku bunga yang tinggi negara maju dalam 15 bulan terakhir. The Fed pun menaikan suku bunga di 500 basis poin dalam waktu kurang dari 12 bulan.

Sri Mulyani menilai perekonomian yang diberikan syok begitu besar dengan kenaikan suku bunga yang drastis biasanya negara tersebut tidak bertahan lama, atau melemah.

"Dengan kenaikan suku bunga drastis itu biasanya tidak bertahan lama, paling tidak melemah atau bahkan resesi. Di Eropa jika sama, suku bunga tadinya 0 atau negatif, kini kenaikannya 400 basis point," ujar Sri Mulyani seperti dikutip, Minggu (24/12/2023).

Alih-alih kondisi ekonomi yang melemah, justru Amerika Serikat (AS) nampaknya muncul secercah harapan. "Paling tidak perekonomian dunia terbesar bisa bertahan dengan kenaikan suku bunga luar biasa," imbuh Sri Mulyani.

Selain itu, Bendahara Negara itu bilang, di China tengah menghadapi masalah struktural. Padahal China merupakan negara dengan mesin perekonomian terbesar di dunia.

"Semua alami persoalan struktural dan syok dari sisi policy driven seperti kenaikan suku bunga. Memang kita perlu hati-hati," tegasnya.

Namun dia optimistis tahun 2024 ada harapan adanya penurunan suku bunga pada semester II tahun 2024. Sehingga ini memberi harapan paling tidak muncul optimisme, karena situasi yang terburuk, syok dari kenaikan suku bunga sudah dilewati. kbc10

Bagikan artikel ini: