Perkuat hubungan dengan Indonesia, Kazakhstan angkat Konsul Kehormatan berkedudukan di Surabaya

Rabu, 31 Agustus 2022 | 22:19 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov  resmi mengangkat Abdul Ghofur AS sebagai Konsul Kehormatan Kazakhstan untuk Indonesia yang berkedudukan di Surabaya. Keputusan tersebut didasari pada pentingnya keberadaan Indonesia bagi Kazakhstan, utamanya dalam hal ekonomi.

Daniyar menegaskan, terdapat beberapa faktor yang memicu Kazakhstan membuat Konsul Kehormatan di Indonesia. Salah satunya adalah karena Kazakhstan dan Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar dunia pada bidangnya masing-masing.

"Kami melihat Indonesia sebagai punggawa ekonomi di Asia Tenggara, maka dari itu tanpa memandang lokasi geografis, Kazakhstan tertarik untuk memperkuat sektor ekonominya disini," tandas Daniyar Sarekenov  dalam sambutannya pada acara penobatan  Abdul Ghofur AS sebagai Konsul Kehormatan Kazakhstan untuk Indonesia di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (31/2022).

Secara gamblang, ia menjelaskan, ada beberapa tugas yang nantinya akan diemban oleh Konsul Kehormatan,  diantaranya adalah menjadi penjembatan untuk menghubungkan lingkaran bisnis untuk menghubungkan masyarakat Kazakhstan dengan Indonesia serta  berkontribusi dalam pengembangan bilateral.

"Namun tugas utama Konsul kehormatan adalah  aktifitas perdagangan dan juga ekonomi. Hal ini termasuk bertugas menarik modal asing, teknologi canggih dan pengetahuan mengenai Kazakhstan, menarik turis ke Kazakhstan, menarik ekspor Kazakhstan menjadi komisi antar bangsa, Konsul bisnis, forum dan konferensi," terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa peran Kazakhstan sebagai mitra dagang Indonesia bakal memberikan manfaat. Karena negara tersebut merupakan salah satu hub perdagangan di Eruasia yang berdekatan dengan Tiongkok, Asia Selatan, Eropa Barat, hingga Rusia. ’’Kami punya market sebanyak 150 juta konsumen di wilayah negara laut Kaspia saja (Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kyrgyzstan, and Azerbaijan),’’ jelasnya.

Hal tersebut juga diamini oleh Ketua Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto. Menurutnya, pasar non tradisional memang harus diincar di tengah momen yang penuh ketidakstabilan. Karena negara-negara konvensional justru sedang mengalami kesusahan sehingga nafsu konsumsi mereka sedikit terhambat.

Sehingga pembentukan Konsul Kehormatan Kazakhstan untuk Indonesia yang berkedudukan di Surabaya ini sangat menguntungkan bagi Jatim. Selain potensi perdagangan juga ada potensi pariwisata. "Ini adalah langkah baik dalam hal perdagangan antara Kazakhstan dengan Jatim. Karana potensi kerjasama sangat besar, baik ekspor Kazakhstan ke Jatim maupun ekspor Jatim ke Kazakhstan," tandas Adik.

Konsul Kehormatan Kazakhstan untuk Indonesia Abdul Ghofur AS mengatakan, masih banyak potensi yang bisa digarap. Karena itu, pihaknya juga mengadakan business forum setelah mendiskusikan beberapa kebutuhan komoditas mereka. ’’Kami membawa perusahaan eksportir kopi dan seafood. Hal tersebut karena pemerintah Kazakhstan memang butuh dua komoditas tersebut,’’ jelasnya.

Selain itu, pihaknya merencanakan kerja sama pariwisata. Dia mengatakan bahwa kazakhstan merupakan salah satu negara yang baik untuk wisata muslim. Sedangkan, wisatawan dari Eropa Tengah itu biasanya suka mengunjungi negara dengan pantai. ’’Sudah ada komitmen untuk mengirimkan sekitar 500 wisatawan Kazakhstan ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya,’’ paparnya.

Sementara itu, Ketua Kadin Surabaya Ali Affandi juga berharap, dengan adanya Konsul Kehormatan Kazakhstan untuk Indonesia di Surabaya, akan mampu mendongkrak ekonomi Indonesia, khususnya Surabaya. Mengingat Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta yang memiliki potensi yang sangat besar, khususnya perdagangan. 

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, perdagangan Indonesia Kazakhstan terus meningkat. Hal tersebut terlihat dari total nilai perdagangan kedua negara pada semester satu 2022 yang mencapai US$ 309,6 juta. Angka tersebut tumbuh 98,63 persen dari periode yang sama tahun lalu. ’’Dari total perdagangan itu, ekspor Indonesia ke Kazakhstan mencapai US$ 22 juta. Sedangkan, impor dari negara tersebut mencapai US$ 287 juta,’’ ungkapnya.

Dia mengatakan, defisit tersebut dikarenakan impor komoditas Ferro-alloy dan batu bara. Hal tersebut menyerap 89,7 persen dari total impor dari Kazakhstan. Sedangkan, Indonesia mengekspor CPO, lemari es, margarin dan sabun ke Kazakhstan.

Namun, dia mengatakan bahwa potensi penguatan kerja sama perdagangan antar dua negara tersebut masih terbuka lebar. Bukan hanya komoditas, namun dia mengatakan bahwa kerja sama juga bisa meluas ke sektor investasi dan pariwisata. ’’Di antara tantangan perekonomian global yang ditangani saat ini, kami yakin bahwa Indonesia bisa memanfaatkan momen ini sebagai penggenjot ekspor,’’ pungkasnya. kbc6

Bagikan artikel ini: