Kaspersky: Pelanggaran data di Asia Tenggara masih tinggi

Rabu, 6 Mei 2020 | 21:53 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Adanya jutaan data pengguna e-commerce Indonesia yang menjadi target serangan siber mendapat tanggapan perusahaan keamanan siber Kaspersky.

Berdasarkan data penelitian Kaspersky, sebagian besar bisnis di Asia Tenggara mengalami pelanggaran data (53 persen), membayar kompensasi kepada klien atau pelanggan atas pelanggaran data.

Selanjutnya, pelaku bisnis online pun mengalami masalah dengan menarik pelanggan baru (51 persen), dikenai pinalti atau denda (41 persen), juga kehilangan beberapa mitra bisnis (30 persen).

Dalam hal data, kebocoran informasi pelanggan antara lain adalah identifikasi pribadi, kredensial otentikasi, rincian pembayaran atau kartu kredit, nomor rekening, dan informasi pribadi lainnya.

"Karena akibatnya yang serius, pelanggaran data harus menjadi perhatian utama, terutama bagi perusahaan skala besar yang mengelola jutaan data orang," kata General Manager for SEA Kaspersky Yeo Siang Tiong dalam keterangan resmi, Rabu (6/5/2020).

Dia menambahkan, cara bisnis menyimpan dan menggunakan data pelanggan memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan reputasi dan operasinya.

"Pelaku kejahatan siber terus mencoba membobol pertahanan kita, penting bagi perusahaan untuk mengetahui proses, alat, dan orang-orang yang terlibat untuk dapat mendefinisikan risiko dan bagaimana memitigasinya," kata Yeo.

Perlindungan data, menurut Yeo, harus menjadi perhatian utama, baik untuk UKM dan perusahaan besar. Hal ini makin penting saat pandemi Covid-19, di mana, semua hal dilakukan secara online, dari bekerja, sekolah, hingga berbelanja.

"Perusahaan harus meningkatkan pertahanan untuk menjaga keamanan data perusahaan dan pelanggan mereka," ujar Yeo. kbc10

Bagikan artikel ini: