Penguatan cadangan beras pemerintah butuh Rp10 triliun

Rabu, 15 April 2020 | 20:02 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Perum BULOG berencana mengusulkan dukungan dana untuk pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) senilai Rp 10 triliun. Dana tersebut dinilai penting untuk meningkatkan serapan perusahaan di tengah meningkatnya harga gabah.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, pihaknya mengalami kesulitan dalam penyerapan lantaran harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) yang berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Padahal di sejumlah daerah sudah memasuki panen raya.

Kondisi ini terjadi meskipun pemerintah telah menaikkan HPP lewat penerbitan Permendag Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan HPP untuk Gabah Atau Beras pada pada 16 Maret 2020.

"Ini hanya saran saja dari BULOG kepada pemerintah, mudah-mudahan pemerintah menyiapkan stimulus khusus berupa dana cadangan untuk membeli gabah dan beras buat Bulog. Karena dalam kondisi seperti ini, kalau BULOG diminta menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya dengan kredit komersial ke perbankan, ini cukup memberatkan juga. Tapi di sisi lain kami punya tugas untuk menyerap," ujar Tri dalam webinar di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2020, besaran HPP yang ditetapkan untuk GKP di tingkat petani naik dari Rp 3.700 per kilogram (kg) menjadi Rp 4.200 per kg. Harga acuan di tingkat penggilingan sebesar pun berubah menjadi Rp 4.250, harga GKG di tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg dan di gudang BULOG sebesar Rp 5.300 per kg, serta beras di gudang Perum BULOG Rp 8.300 per kg.

Data yang dihimpun BULOG, harga GKP di tingkat penggilingan mencapai Rp 5.262 per kg pada Maret. Harga GKG di tingkat penggilingan pun menyentuh Rp 5.631 per kg dan harga beras di penggilingan di level Rp 9.339 per kg. Tri mengemukakan, memang terjadi tren penurunan harga jelang panen raya, namun harga di lapangan masih jauh di atas HPP yang diatur pemerintah.

Pada April yang bertepatan dengan puncak panen, harga GKP dan GKG sendiri diperkirakan masih berada di atas HPP. Harga GKP di penggilingan diproyeksi mencapai Rp 4.977 per kg, GKG di tingkat penggilingan Rp 5.436 per kg, dan harga beras di penggilingan Rp 9.101 per kg.

"Meski di Permendag sudah ada HPP yang baru, saat ini harga gabah berada di atas itu HPP. Jadi ini kesulitan juga buat kami. Di lapangan kami harus rebutan dengan swasta," terang dia.

Jika dikalkulasi, Tri mengatakan, dana sebesar Rp10 triliun tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengadaan beras sebesar 1 juta ton. Dia mengatakan telah menyampaikan usulan ini ke Kementerian Pertanian meski keputusan final tetap berada dalam rapat koordinasi terbatas bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Di sisi lain, terdapat hal yang perlu diantisipasi jika BULOG mengusulkan tambahan dana untuk menyerap sesuai harga pasaran. Melihat peran perusahaan ini sebagai pembentuk dan stabilisator harga, Tri mengkhawatirkan harga beras justru akan terus bergerak naik.

"Tapi yang perlu diantisipasi, BULOG ini price maker, jadi harus hati-hati. Kalau BULOG diberi kesempatan menyerap di atas HPP, harga bukan turun dan justru malah naik lagi," ujarnya.

Selama ini BULOG menggunakan pinjaman kredit komersial perbankan untuk membeli gabah yang akan diolah menjadi cadangan beras milik pemerintah. Namun, pemerintah hanya mengganti dana pinjaman tersebut dari selisih harga beras antara harga pengadaan dan jual. Adapun rata-rata anggaran yang disediakan sekitar Rp 2,5 triliun.

Pada tahun ini, BULOG menargetkan pengadaan cadangan beras pemerintah sebanyak 950 ribu ton dari total target pengadaan 1,4 juta ton. Sisanya, merupakan beras komersial di mana dari proses pembelian gabah hingga penjualan beras menggunakan harga pasar.kbc11

Bagikan artikel ini: