Pasar properti melambat, Propnex sumringah di 2019 berkat rumah seken
SURABAYA, kabarbisnis.com: Di tengah melambatnya pasar di tahun 2019, broker properti terbilang masih sumringah. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya permintaan terhadap secondary market alias pasar rumah seken (bekas).
CEO Propnex Indonesia, Luckyanto mengatakan, sepangjang tahun 2019 lalu perusahaannya mampu membukukan transaksi sebesar Rp 1,48 triliun, atau naik 10 persen dibanding pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,31 triliun.
"Di saat banyak yang bilang jika pasar properti tahun lalu turun, kami bersyukur penjualan kami tumbuh meski masih di bawah target. Salah satunya adalah didorong secondary market," jelasnya di sela acara Propnex Annual Convention 2020 di Surabaya, Senin (24/2/2020).
Dipaparkannya, dari nilai penjualan sebesar Rp 1,48 triliun sepanjang 2019 tersebut, sebesar 80 persen atau Rp 1,2 triliun dikontribusi dari penjualan segmen secondary. Angka ini dikatakannya melonjak 4 hingga 5 kali dibanding tahun sebelumnya. Sementara sisanya sebesar Rp 248 miliar adalah primary market.
"Pasar di 2019 memang berubah. Jika pada dua tahun lalu primary market mendominasi, namun tahun lalu secondary, selain karena tak banyak proyek baru yang diluncurkan, juga selisih harga properti seken dengan proyek di kisaran 5-10 persen," beber Lukcy.
Sementara untuk penjualan primary, dia menjelaskan, sepanjang tahun lalu banyak disumbang dari penjualan properti asing oleh pembeli Tanah Air. Propnex sendiri tahun lalu memasarkan produk apartemen, rumah, hingga shophouse di Dubai, Perth, Jepang, dan Singapura.
"Untuk apartemen di Dubai kebanyakan masyarakat kita untuk investasi, karena memang ada garansi ROI sebesar 16% dari pemerintah di sana. Apalagi harganya relatif sama dengan di Indonesia, yakni di kisaran Rp 1,8 miliar hingga Rp 5 miliar per unit. Sedangkan pembelian properti di Australia, Jepang, dan Singapura kebanyakan untuk dipakai sendiri," ulasnya.
Terkait prospek tahun 2020, dia bilang, diprediksi akan lebih baik dan mulai bangkit. Salah satu pendorongnya adalah kian banyaknya anak muda yang sukses bahkan mengisi pos-pos di pemerintahan pusat.
Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap keputusan atau regulasi yang selangkah lebih maju. Dia mencontohkan terkait pengembangan 7 destinasi wisata baru sekelas Bali, juga aturan terkait kemudahan izin tinggal bagi warga asing.
"Dengan didorongnya destinasi prioritas otomatis juga akan menggenjot investor masuk. Juga infrastruktur yang digenjot pemerintah ikut membuat mobilisasi dan jarak antar kota seakan makin dekat. Kalau sudah demikian tentu sektor properti juga akan bangkit," ujar Lucky.
Dengan kenyataan itu, pihaknya menargetkan Propnex Indonesia bisa membukukan transaksi sebesar Rp 1,8 triliun atau naik 20 persen, dengan komposisi primary dan secondary masing-masing 50%.
Untuk mencapai target tersebut, selain pihaknya akan menggelar dua kali pameran properti, juga perluasan dan penambahan kantor dan agent.
"Tahun ini kami akan memperluas jaringan di Makassar dan Batam. Saat ini kami sudah ada di Surabaya, Jakarta dan Malang dengan jumlah agent sebanyak 1300 tenaga pemasar," pungkas Lucky. kbc7
Usai Gerbang Utama, CitraLand City Kedamean Siapkan Ikon Baru Theme Park
Kalah Gugatan 1,1 Ton Emas dengan Crazy Rich Surabaya, Begini Tanggapan Antam
PLN dan SIG Kolaborasi Dorong Penggunaan Energi Bersih
Pemerintah Pastikan Tak Alihkan Subsidi Energi Fosil ke EBT
Terus Meningkat, Kebutuhan Pekerja Kreatif Digital Diramal 9 Juta Profesional di 2030