Kredit melambat, menteri Airlangga sebut bunga bank tinggi jadi penyebab

Minggu, 22 Desember 2019 | 19:50 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pertumbuhan kredit perbankan di Tanah Air sepanjang tahun 2019 ini melambat. Masih tingginya suku bunga kredit dinilai menjadi penyebab, meski Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali di tahun ini hingga ke level 5%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, rata-rata bunga kredit korporasi masih bertengger di posisi 10,7 persen.

"Jadi spread (selisih) 5 persen sampai 10,7 persen itu tidak mendorong kredit tumbuh," katanya, Jumat (20/12/2019).

Bank sentral mencatat pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 6,53 persen pada November. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 7,89 persen.

Karenanya, Airlangga mengaku telah menyampaikan persoalan tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia berharap, OJK sebagai regulator mengimbau agar transmisi penurunan suku bunga kredit perbankan dipercepat. Toh, BI telah memangkas suku bunganya.

Ia juga tidak menampik kondisi ekonomi global turut mempengaruhi lesunya pertumbuhan kredit perbankan. Namun demikian, ia optimistis fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga di tengah ancaman pelemahan ekonomi global. Ia bilang konsumsi domestik bakal menopang laju pertumbuhan ekonomi.

"Kami melihat Indonesia dengan domestik market (pasar domestik) bisa didorong lagi untuk berbagai produk yang basisnya domestik," katanya.

Sementara itu, BI memprediksi pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini sebesar 8 persen. Namun demikian, BI meyakini laju pertumbuhan kredit bakal membaik tahun depan yakni di rentang 10 persen-12 persen. kbc10

Bagikan artikel ini: