September diprediksi terjadi deflasi, ini alasannya
JAKARTA, kabarbisnis.com: September 2019 ini diprediksi akan mengalami deflasi. Hal ini didorong oleh turunnya harga sejumlah bahan pangan.
“September hitungan kami mengalami deflasi atau minus 0.17% secara month-to-month (mtm), sedangkan inflasi secara tahunan sebesar 3,5%,” ujarEkonom Bank Mandiri Andry Asmoro akhir pekan lalu.
Pendorong deflasi terbesar, menurut Andry, ialah harga bahan-bahan pangan yang menurun seperti ayam dan cabai merah. Kendati begitu, risiko kemarau dinilainya belum sepenuhnya hilang lantaran musim hujan diprediksi baru dimulai pada pertengahan atau akhir Oktober nanti.
Sementara, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Muhammad Faisal memprediksi terjadi deflasi pada September dalam rentang minus 0,10% sampai 0,15% mom.
Senada, Faisal juga mengatakan penyebab deflasi ialah penurunan harga bahan pangan. Hingga akhir tahun, Andry memandang tidak ada risiko inflasi yang berarti.
“Paling hanya risiko seasonal di November dan Desember seperti harga pangan, kebutuhan libur akhir tahun, harga tiket, dan sebagainya,” ujar Andry.
Apalagi, basis tingkat inflasi pada akhir tahun lalu menurutnya sudah terbilang tinggi. Oleh karena itu, dari perhitungannya, inflasi pada akhir 2019 diperkirakan mencapai 3,41% yoy. kbc10
Pendiri Bukalapak lengser, ditarik ke Istana?
Aplikasi Cashbac gelontorkan reward di akhir tahun
Siap-siap! iPhone versi murah mulai dipasarkan tahun depan
Indonesia berambisi jadi produsen baterai mobil listrik terbesar dunia di 2023
SpotQoe.com-Ismaya Group kolaborasi hadirkan creative event