Duh! Pemain lokal hanya kecipratan 0,4% pasar game di Indonesia

Kamis, 11 Juli 2019 | 09:00 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Potensi game di Indonesia pada dasarnya masih memiliki peluang yang begitu besar. Sayangnya, peluang ini belum terlalu dimaksimalkan oleh ekosistem lokal.

CEO & Co-Founder Agate Indonesia, Arief Widhiyasa mengatakan, dari 100 persen pasar game di Indonesia, tuan rumah sendirinya baru mampu mengambil kurang dari 1 persennya.

"Dari 100 persen pasar Indonesia hanya 0.4 persen yang baru didapatkan oleh pasar lokal. Kita kalah besar-besaran di pasar game ini," ujar Arief saat acara diskusi panel Memajukan Industri Game Indonesia melalui Oolean di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Padahal, kata dia, tren industri game secara global selalu tumbuh double digit setiap tahunnya. Jika hal ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri game, Indonesia diprediksikan mampu menjadi 5 besar game maker dengan perolehan angka US$4,3 Miliar.

Merujuk pada laporan GMGC Sea Mobile Report 2017, terjadi kenaikan besaran pasar yang signifikan pada sektor game di Indonesia. Setidaknya dari tahun 2013 hingga 2017, terdapat kenaikan sebesar 37,3 persen per tahunnya.

Bahkan, data Newzoo menyebutkan besarnya pasar Indonesia pada tahun 2017 sudah mencapai USD 879,7 juta dan diprediksikan akan mencapai US$1 Miliar pada tahun 2019.

"Jika disimpulkan, permasalahannya itu ada tiga hal. Pertama, investasi, perusahaan, dan talent," jelas Arief.

Maka itu, Agate bersama Melon Indonesia (anak usaha Telkom Group) bekerja sama untuk menangkap peluang ini dengan melahirkan merek Oolean. Oolean ini adalah sebuah inisiatf yang dirintis oleh Melon dan Agate untuk membangun ekosistem game lokal di Indonesia.

"Kami dari Melon melihat fenomena kekalahan perusahaan lokal dalam persaingan pasar, sementara potensi pasarnya sangat tinggi. Didasari itu, kami sebagai perusahaan yang bergerak di bidang hiburan digital merasa perlu untuk membantu agar perusahaan game lokal dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri dalam waktu 5 tahun ke depan dibantu perusahaan game lokal seperti Agate," kata President Director & CEO Melon Indonesia, Dedi Suherman.

Kerja sama ini melingkupi pengembangan platform game untuk user, pembuatan property intelektual orisinil yang fokus memproduksi game lokal, bekerja sama dengan pengembang game lokal lainnya untuk dapat membuat game yang bisa mendunia, serta mengembangkan platform untuk mendistribusikan game dari perusahaan lokal maupun internasional yang dirancang dan dibangun oleh Melon. kbc10

Bagikan artikel ini: