Perlu pola perjalanan untuk kembangkan wisata Belitung Timur

Sabtu, 15 Juni 2019 | 11:26 WIB ET

BELITUNG TIMUR - Kementerian Pariwisata menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Wisata Perkotaan di Guest Hotel Belitung Timur, Jumat-Sabtu (14-15/6). Dari kegiatan ini, diharapkan muncul output bagaimana mendapatkan beberapa bentuk pola perjalanan wisata di daerah setempat.

Sebagaimana diketahui, Belitung Timur masuk 10 destinasi prioritas nasional. Hal ini harus bisa ditangkap pemerintah daerah karena pariwisata memiliki efek positif yang menguntungkan hingga masyarakat bawah. Pariwisata terbukti menjadi sumber devisa negara dan mempunyai andil menciptakan lapangan pekerjaan.

“Untuk mengembangkan sektor pariwisata, perlu ada kesepakatan atau komitmen dari semua pihak. Bukan hanya oleh pelaku pariwisata, tetapi harus pula didukung pemerintah setempat. Termasuk masyarakat secara umum,” kata Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini saat memberi paparan.

Menurutnya, masyarakat bisa diberdayakan untuk membuat suvenir, atau minimal turut menjaga potensi *budaya dan alam* yang ada di daerahnya. Bersikap ramah pada pendatang juga merupakan bentuk kepedulian masyarakat di sektor pariwisata.

 

Dari kegiatan ini, ia berharap akan ada pola perjalanan yang secara bertahap bisa *ditawarkan kepada wisatawan atau  pasar.* Apapun hasilnya, harus ada evaluasi dan ditindaklanjuti secara konsisten. Sebab, bicara pariwisata juga bicara soal keberlanjutan. Harus ‘dipupuk’ secara terus menerus sampai benar-benar bisa memberi kesejahteraan bagi masyarakat.

“SDM masyarakat harus ditingkatkan, sehingga mampu membaca dan menangkap peluang. Terkadang, banyak potensi pariwisata yang terabaikan hanya karena kita kurang paham bahwa itu bisa dikemas menjadi hal menarik dan bisa dijual,” ungkapnya.

Bicara pariwisata tentunya menyangkut pangsa pasar. Pola perjalanan yang digarap adalah pola perjalanan yang sudah memiliki pasar. Misal jika bikin paket A, B, dan C, harus jelas peminatnya siapa. Begitu pun jika *membuat* produk wisata, siapa kira-kira sasarannya. Karena itu, perlu sesekali melakukan kajian wisatawan. Pelaku pariwisata harus tahu minat wisatawan sekarang ke destinasi yang seperti apa. 

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, pola perjalanan akan mempermudah wisatawan untuk menentukan arah liburan mereka. Agenda menjadi lebih tertata, dan pelaku pariwisata atau tour guide pun lebih gampang memberikan story telling.

“Pola perjalanan akan membuat waktu kunjungan lebih efektif. Misal ada turis yang hanya singgah selama sehari. Pelaku pariwisata atau guide bisa langsung menentukan destinasi mana saja yang bisa dijangkau dalam waktu sesingkat itu,” terangnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata adalah kunci pembangunan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Setidaknya ada beberapa alasan kenapa sektor pariwisata patut didorong perkembangannya.

 

“Pertama, dengan meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata di Indonesia, menjadikan pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor. Termasuk penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha, dan infrastruktur,” jelasnya.

Kedua, pariwisata telah mengalami ekspasi dan diversifikasi secara berkelanjutan. Sehingga menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar yang mengalami pertumbuhan tercepat di dunia. Hal ini dibuktikan bahwa meskipun negara-negara di dunia mengalami krisis global beberapa kali, namun jumlah orang yang melakukan perjalanan wisata di tingkat internasional menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun.

“Dalam skala global, sektor pariwisata mampu mempertahankan pertumbuhan. Antara lain ditunjukkan dengan pertumbuhan terhadap pdb 0,2%, ekspor dunia 2,3%, dan pertumbuhan jumlah wisatawan dunia mengalami kenaikan 0,4 miliar,” kata mantan Dirut Telkom ini. 

Menteri Pariwisata Terbaik Asia Pasifik ini menegaskan, sektor pariwisata menjadi prioritas nasional dalam RPJM 2015–2019. Dengan target 20 juta wisatawan mancanegara, dan 275 juta wisatawan nusantara di akhir periode. Selain itu, pariwisata juga ditargetkan menjadi penyumbang devisa sebanyak Rp260 triliun.(***)

Bagikan artikel ini: