Bareng Bupati Azwar Anas, PDIP Banyuwangi gelar tahlil kebangsaan kirim doa untuk Bung Karno sampai Taufik Kiemas

Rabu, 12 Juni 2019 | 14:51 WIB ET

BANYUWANGI - Jajaran PDI Perjuangan Banyuwangi menggelar halal bihalal dan tahlil kebangsaan di Ponpes Mabadiul Ihsan, Tegalsari, Selasa malam (11/6). Acara dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Ketua DPRD Banyuwangi Made Cahyana Negara, dan jajaran pengurus partai berlambang banteng tersebut.

"Halal bihalal tidak hanya sebagai tradisi, namun memiliki makna historis yang penting untuk rekonsiliasi nasional. Halal bihalal juga bagian dari turunan dari karakter gotong royong yang melekat di bangsa kita," ungkap Azwar Anas.

Anas kembali menyampaikan tentang munculnya istilah “halal bihalal” di Indonesia yang merupakan hasil dialog Presiden Sukarno dan salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Chasbullah. Saat itu, di awal-awal kemerdekaan, situasi politik memanas. Sejumlah pemberontakan juga terjadi di beberapa daerah.

"Dalam kondisi demikian, Bung Karno lantas mengundang para ulama. Di antaranya adalah KH Wahab Chasbullah. Dari pertemuan itulah tercetus gagasan halal bihalal, karena dimaksudkan untuk menghalalkan dan menghapus dosa permusuhan di antara sesama anak bangsa ketika itu," urai Anas.

Gagasan halal bi halal tersebut, benar-benar caspleng. Para tokoh nasional yang awalnya terlibat pertentangan politik bisa bertemu dalam nuansa yang damai pada saat halal bi halal Idulfitri 1948.

"Hingga saat ini, halal bihalal tetap relevan untuk menjadi media rekonsiliasi, termasuk masa-masa saat ini," terang Anas.

Tidak sekadar halal bihalal, acara tersebut juga dirangkai dengan tahlil kebangsaan untuk mendoakan para tokoh bangsa, mulai Presiden Sukarno,  KH. Hasyim Asy'ari, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Taufiq Kiemas. 

“Beliau-beliau adalah tokoh bangsa yang berjuang keras merajut keindonesiaan,” ujar Anas.

Anas menambahkan, acara tersebut sekaligus untuk memperingati haul mantan ketua MPR Taufik Kiemas yang wafat 8 Juni 2013 lalu. 

“Pak Taufiq Kiemas berjasa dengan gagasannya untuk mendorong pemahaman terhadap 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Dengan gagasan tersebut, Pak Taufik ingin menguraikan pentingnya menjaga NKRI dengan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara,” ujar Anas.

Bagikan artikel ini: