Tanah wakaf yang nganggur bisa hasilkan duit, OJK ungkap caranya
JAKARTA, kabarbisnis.com: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa saat ini pemanfaatan tanah wakaf di Indonesia belum maksimal. Padahal, tanah wakaf memiliki luas lahan dan potensi yang cukup besar.
Direktur Pasar Modal Islam Fadilah Kartikasasi mengatakan, Indonesia saat ini memiliki 4,1 miliar meter persegi tanah wakaf. Beberapa telah digunakan sebagai sekolah dan masjid, sementara sisanya masih dalam bentuk tanah.
Dia menyebutkan, pihaknya juga berencana menerbitkan sukuk wakaf atau obligasi syariah pada aset wakaf. Dengan begitu, dia berharap bisa mendapatkan penggunaan tanah wakaf yang maksimal.
"Kita lihat potensi kalau letak strategis bisa jadi aset komersil. Tanah yang nggak bisa diapa-apain, nah sukuk ini bisa digunakan bangun hotel syariah misalnya, yang mendatangkan uang sewa," kata dia di kantornya, Kamis (9/5/2019).
Sukuk wakaf, menurutnya dapat memberikan modal untuk melakukan pengembangan dan pemanfaatan tanah wakaf. Dari sana, pengelola dapat langsung mendapatkan manfaat, seperti membangun hotel syariah dan memperoleh uang sewa dari tiap kamar.
"Kami melihat bahwa potensi lokasi yang strategis dapat menjadi aset komersial. Tanah yang tidak dapat digunakan untuk apa pun, sukuk ini dapat digunakan untuk membangun hotel syariah, misalnya, yang menghasilkan sewa," ujarnya.
Kedati demikian, Fadilah mengungkapkan bahwa prosedur penerbitan sukuk wakaf harus dilakukan oleh sektor perbankan. Artinya, pengelola tidak bisa mengeluarkan sukuk sendiri. "Mereka harus temukan partner dulu. Kan wakaf ada yang terorganisir dan perorangan. Nah, itu mesti gandeng (perbankan) dulu," ujarnya.
Sementara itu, kemajuan pembuatan sukuk wakaf masih dalam tahap studi. Fadilah optimistis sukuk akan dirilis tahun ini. kbc10
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perbankan Mulai Siapkan Uang Tunai Sambut Libur Nataru
Youtuber dan Tiktoker Dinilai Bikin RI Rugi, Ini Alasannya?
Konsolidasi dan Transformasi Jadi Kunci Keberhasilan BPR dan BPRS Dalam Hadapi Tantangan
BPKÂ Temukan Potensi Kerugian Negara Rp18,9 Triliun di Semester I-2023