Ini strategi BI hadapi 'siklus' kenaikan inflasi saat Ramadan-Lebaran

Jum'at, 3 Mei 2019 | 06:55 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Setiap menjelang bulan puasa dan Lebaran, ada kecenderungan inflasi mengalami kenaikan. Hal ini bisa berlangsung hingga Lebaran usai, dan mereda sebulan setelahnya. Rata-rata, pemicunya adalah kenaikan harga sejumlah bahan pokok.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, inflasi di bulan-bulan tersebut sudah menjadi siklus tahunan. Pasalnya, berbagai kebutuhan memang meningkat pada saat menjelang Ramadan, terutama bahan makanan.

"Inflasi jelang Lebaran itu musiman. Nanti kita aktifkan TPI dan TPID, terutama menangani volatile food," ujar Onny di kompleks BI, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Onny mengatakan, bahan pangan yang rentan naik harganya saat bulan puasa adalah daging dan sembako. BI nantinya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melalui TPI dan TPID.

Meski inflasi sedikit naik bulan April 2019 dan diperkirakan mendalam pada Mei, Onny memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan baik ke depan.

"Kita masih positif, targetnya kan di kisaran 3,5 plus minus 1. Kalau Mei meningkat, itu karena musiman," kata Onny.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pada April 2019, terjadi inflasi sebesar 0,44 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,11 persen. Salah satu pemicunya adalah kenaikan tarif udara yang memberi andil ke inflasi sebesar 0,03 persen.

Terkait hal ini, BI akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar tak memperparah inflais di buan berikutnya. "Kita mau koordinasi bersama untuk mengendalikan dampak kenaikan tiket terhadap inflasi secara keseluruhan," kata Onny. kbc10

Bagikan artikel ini: