Jadi penghasil kayu terbesar dunia, tapi furniture RI kalah jauh

Rabu, 10 April 2019 | 07:45 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Indonesia perlu mengubah pola pembangunan industri manufaktur. Pasalnya, industri manufaktur dalam negeri masih tertinggal dari negara-negara lain.

Salah satunya adalah industri kayu. Indonesia memiliki bahan baku kayu yang besar dan tercatat sebagai salah satu negara pengekspor terbesar di dunia saat ini.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal di Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

"Pekerjaan ke depan adalah bagaimana membangun industri manufaktur. Kita punya banyak modal terutama kayu, kita adalah eksportir kayu nomor satu (di dunia)," ujarnya.

Faisal menjelaskan, meskipun jadi eksportir kayu terbesar di dunia namun tidak berbanding lurus dengan produk turunan yang bisa dipasarkan di pasar internasional, misalanya furniture. Berdasarkan data terakhir, Indonesia berada di posisi 17 di dunia sebagai negara eksportir furnitur.

"Kita bukan eksportir furniture nomor satu. Kita bahkan turun rankingnya menjadi 17 dari sebelumnya 12," sebut dia.

Dikatakannya, selama ini sebagian besar kayu hasil alam Indonesia diekspor ke China. Pasokan kayu yang besar dan kemampuan mengolahnya, membuat China kini jadi negara pengekspor produk olahan kayu terbesar di dunia berupa furnitur.

Indonesia dinilai belum memaksimalkan potensi kayu saat ini. Karena itu diperlukan langkah cerdas untuk memperbaiki dan membangun industri manufaktur dalam negeri lebih baik.

"China yang mengelola kayu menjadi furnitur. China bahkan menjadi negara nomor satu pengekspor furnitur di dunia. Melihat fakta ini, kita perlu membangun industri hilir dalam hal ini kayu," tandasnya. kbc10

Bagikan artikel ini: