Mahasiswa ITS ciptakan masker wajah dari sekam padi

Kamis, 14 Maret 2019 | 06:32 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Dewasa ini banyak produk kecantikan yang mengandung karbon aktif sebagai bahan yang sudah umum di industri kosmetik. Terinspirasi hal tersebut, dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinovasi menciptakan masker wajah dari bahan alami, yakni sekam padi yang juga mengandung karbon aktif. 

Inovasi produk yang diberi nama Malami ini, berhasil mengantarkan Siti Muzaimatul Mamnu’ah dan Movilicia Wahyu Mustikasari lulus untuk mendapatkan gelar diploma dari Departemen Teknik Kimia Industri, Fakultas Vokasi ITS. 

Sebenarnya, karbon aktif dapat dibuat dari hampir seluruh materi organik. Namun kedua gadis yang akrab disapa Siti dan Movi ini memilih mendapatkan bahan baku karbon aktif dari arang sekam padi. “Mengingat harganya yang terjangkau dan kelimpahannya yang tinggi di Indonesia,” ujar Movi.

Movi menuturkan, setelah didapatkan karbon aktif, bahan tersebutlah yang kemudian digunakan dalam pembuatan masker. Menurutnya, karbon aktif dikenal memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat, gas, dan bahan kimia beracun lainnya. “Di samping itu, karbon aktif juga memiliki kemampuan mengabsorbsi bakteri,” terangnya.

Mengingat maraknya produk kecantikan berbahan karbon aktif di pasaran, Movi mengemukakan, penambahan ekstrak mengkudu serta madu adalah kekhasan dalam produknya. Sehingga, ia mengklaim, masker wajah yang dibuat bersama rekannya ini mampu menjaga kesehatan kulit seperti menghilangkan komedo dan jerawat tanpa merusak pigmen dan kelembaban kulit.

Terkait hal itu, Movi menjelaskan, ekstrak mengkudu mengandung phytochemical dan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan. “Kadar antioksidan yang tinggi dalam mengkudu dapat mencegah kerusakan kulit akibat paparan radikal bebas,” paparnya.

Untuk menutupi bau menyengat yang dihasilkan oleh ekstrak mengkudu, Movi dan rekannya menambahkan madu sebagai bahan masker. Selain karena kemampuannya mengurangi bau, Movi menyebutkan madu juga dapat bertindak sebagai antibakteri. “Keberadaan madu dalam produk ini juga difungsikan sebagai pengawet masker,” tambahnya.

Inovasi yang digarap di bawah bimbingan Ir Agus Surono MT ini telah mengalami sejumlah pengujian, di antaranya terhadap kadar pH, kandungan logam berat, serta mikroba. “Hasilnya menunjukan produk ini telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam tiga parameter tersebut,” ungkap alumnus SMAN 1 Trenggalek ini. kbc10

Bagikan artikel ini: