Banyak perusahaan besar di Jatim ogah IPO, ini alasannya

Selasa, 29 Januari 2019 | 17:08 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah melakukan kajian di lima daerah yang menjadi representasi terkait pendalaman pasar keuangan. Salah satu daerah yakni Jawa Timur. Dalam kajian tersebut literasi keuangan di Jawa Timur masih rendah, yakni sebesar 29,66 persen. 

Direktur Jasa Keuangan dan BUMN Bappenas Muhammad Cholifihani mengatakan, hambatan literasi keuangan di daerah tersebut salah satunya yakni beberapa perusahaan kakap milik keuangan tidak mau melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

"Di Jawa Timur ketika kita tanya ada beberapa perusahan yang besar yang enggak mau IPO," kata Lifi sapaan dirinya dalam paparan hasil kajian di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).

Lifi mengatakan mereka umumnya enggan membagikan kepemilikan usahanya pada publik. Selain itu perusahaan tersebut enggan memberikan keterbukaan informasi. Alasan lainnya, kata Lifi, mereka menganggap telah memiliki dana intenal yang cukup sehingga tidak membutuhkan pinjaman dana dari pihak lain.

Dia menjelaskan apabila perusahaan melakukan IPO otomatis mereka memerlukan dana dari luar. Sehingga mereka akan menggunakan aksesnya untuk meminjam ke lembaga keuangan sehingga tentu akan mendorong perkembangan literasi keuangan.

"Tapi mereka merasa sudah cukup dana untuk kembanhkan bisnisnya, jado enggak perlu tambahan dari luar, enggak perlu IPO," tutur dia.

Selain alasan tersebut, pencatatan keuangan masih menjadi tantangan dalam pengembangan lembaga keuangan mikro di Jawa Timur. Lebih lanjut, alasan lainnya yakni karena preferensi untuk berinvestasi pada aset fisik seperti properti lebih diminati ketimbang dalam bentuk aset keuangan. kbc10

Bagikan artikel ini: