Seru banget, Festival Cheng Ho dipenuhi lautan manusia

Senin, 13 Agustus 2018 | 04:19 WIB ET

SEMARANG, kabarbisnis.com: Kemeriahan perayaan Festival Cheng Ho 2018 berlanjut hingga Minggu (12/8) pagi. Klenteng Sam Poo Kong heboh. Tay Kak Sie Gang Pinggir, Semarang, yang dijadikan lokasi start,  juga full lautan manusia.

Masyarakat yang berbaur dengan wisatawan antusias. Semua terlihat happy saat melihat 2000 peserta arak-arakan melibas rute sepanjang 6 kilometer. 

Ada yang mengenakan baju-baju oriental. Ada yang berbaju loreng. Ada yang mengenakan costume festival bermotif kerajaan. Bahkan ada juga yang mukanya dicoreng-moreng.

Bukan hanya arak-arakannya saja yang heboh. Prosesi mempersiapkan kostum yang dimulai pukul 02.00 WIB juga heboh. Beragam kamera vidografer, fotografer sampai blogger, tak pernah henti mengabadikan persiapan jelang arak-arakan.

"Ini luar biasa. Ribuan orang berjubel, datang dan pergi di halaman besar Sam Poo Kong. Tempat start di Tay Kek Sie yang sempit di Gang Lombok, juga ramai

Ada doa dan pentas seni dari pukul 07.00 hingga 00.00 WIB. Apalagi di dunia Maya #PesonaCheng2018 sukses menjadi trending topic nomor satu nasional," ucap Ketua  Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti yang didampingi Kepala Bidang Area Jawa Wawan Gunawan, Minggu (12/8).

Pagi harinya, sekitar pukul 05.00 WIB, arak-arakannya pun langsung start. 

Prosesinya meriah. Menghibur. Juga penuh warna. Saking okenya, masyarakat pun ikut meramaikan peristiwa budaya dan sejarah yang setiap tahun diperingati dan menjadi agenda tetap di Kota Lumpia itu.

Nyaris tak ada space kosong di rute yang dilewati arak-arakan. Dari mulai 

Tay Kak Sie - Gg.Warung - Kranggan Timur - Kranggan Barat - Depok - Pemuda - Tugumuda - Soegijapranata (Ps.Bulu) - Jembatan Banjirkanal - Bojongsalaman - Simongan - Sam Poo Kong, full lautan manusia.

“Tradisi ini sudah lama. Dan masyarakat selalu mengapresiasi dengan baik. Mudah-mudahan bisa menarik wisatawan baik mancanegara maupun Nusantara dan menjaga akulturasi budaya,” tambah Esthy yang ikut memantau seluruh rangkaian acara tadi. 

Dia pun makin bersemangat. Makin pede. Keyakinannya, saat community sudah antusias, event rutin terjadwal setiap tahun, ada improvement, selalu ada perkembangan yang baru, maka itu sudah layak menjadi atraksi budaya yang bisa dipromosikan ke mancanegara. "Tentu harus dikoneksi dengan industry pariwisata, seperti airlines, hotel dan akomodasi, restoran – cafe, transport lokal, guide atau pramu wisata, juga atraksi destinasi yang lain," tambah Wawan Gunawan.

Lantas bagaimana impactnya?

Dari paparan juru bicara Sam Poo Kong, 10000 tiket yang dijual selama dua hari selalu sold out. Pedagang kaki lima kebanjiran order. Pasar Karetan yang ikutan pindah juga ikut kebagian rezeki. Itu belum termasuk hotel-hotel yang dijadikan tempat menginap bagi tamu yang datang.

"Perayaannya sudah memiliki cultural value yang tinggi. Sudah punya commercial value. Yang paling penting,  memberi dampak ekonomi kepada industri dan publik," timpal Juru Bicara Yayasan Sam Poo Kong Semarang, Mulyadi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang pernah ikutan merayakan Festival ini 2016 silam langsung mengangkat emoji tiga jempol. "Jangan lupa terus promosikan dengan baik. Festivalnya sangat pas untuk originasi Tiongkok, atau pasar China. Ini penting sekali, orang Asia itu, ketika disentuh dengan kebudayaan dan sejarah masa lalu, hatinya bisa runtuh berkeping-keping. Mereka bisa jatuh cinta karena sejarah nenek moyang mereka,” kata Arief Yahya. (*)

 

Bagikan artikel ini: