Jangkau investor bermodal cekak, emiten ramai-ramai lakukan stock split

Rabu, 4 Juli 2018 | 12:55 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Sejumlah emiten akan menggelar pemecahan nilai nominal saham atau stock split pada semester II 2018. Stock split itu diperkirakan dapat dongkrak investor ritel dan meningkatkan volume perdagangan saham.

Stock split ini dilakukan di tengah sentimen laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan. Sepanjang tahun berjalan 2018, IHSG sudah melemah 11,36 persen ke posisi 5.633,94 pada penutupan perdagangan saham 3 Juli 2018.

Baru-baru ini emiten yang umumkan rencana stock split antara lain PT Sariguna Primatirta Tbk, produsen air minuman cleo. Perseroan akan pecah nilai nominal saham menjadi Rp 20 dengan jumlah saham 11 miliar saham dari sebelumnya Rp 100 dengan jumlah saham 2,2 miliar saham. Demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/7/2018).

Kemudian PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) akan memecah nilai nominal saham dengan rasio perbandingan 1:10 dari Rp 100 menjadi Rp 10. Manajemen MARI menuturkan, stock split itu untuk meningkatkan jumlah saham perseroan beredar dan menarik minat investor lebih luas untuk memiliki harga saham dengan harga terjangkau. Selain itu, likuiditas perdagangan saham akan meningkat.

PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) akan stock split saham 1:2. Stock split dilakukan untuk saham seri A dan seri B. Stock split saham seri A dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham dan saham seri B dari Rp 100 per saham menjadi Rp 50 per saham.

Emiten lainnya yang memecahkan nilai nominal saham yaitu PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) dengan perbandingan 1:5 dari semula Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham. Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 9 Juli 2018.

Selanjutnya PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) akan stock split dengan rasio Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham. Jadwal stock split perseroan yaitu akhir (cum) perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar pada 6 Juli 2018, awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 9 Juli 2018.

Kemudian daftar pemegang saham yang berhak atas perubahan nominal saham pada 11 Juli 2018, saham dengan nilai nominal baru didistribusikan kepada pemegang saham pada 12 Juli 2018, awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 12 Juli 2018. Pada 12 Juli 2018 tersebut juga dimulainya penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal baru.

Analis PT Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido menuturkan, pelaksanaan stock split di tengah IHSG tertekan tidak menjadi masalah. Namun, memang tidak secara sadar, harga saham emiten makin terdiskon ditambah IHSG melemah.

Emiten melakukan stock split tersebut, menurut Kevin untuk meningkatkan volume perdagangan saham dan harga saham makin terjangkau oleh investor. Selain itu, pelaksanaan stock split berpotensi dapat menambah investor seiring harga saham murah.

"Ada investor yang modalnya kecil, misalkan mahasiswa, dan baru lulus kuliah, dan lainnya dana masih kecil. Dengan stock split harga saham emiten jadi terjangkau,” ujar Kevin saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Rabu pekan ini.

Meski demikian, hal yang menjadi perhatian adalah fundamental perusahaan yang melakukan stock split. Menurut Kevin, bila fundamental perusahaan bagus dapat menarik investor untuk membeli saham emiten itu. Selain itu harga sahamnya juga dapat kembali naik usai stock split.

"Perusahaannya kurang dikenal bisa jadi momen stock split dapat dikenal investor. Namun bila fundamental perusahaan kurang bagus dan melakukan stock split bisa jadi kurang disukai investor,” kata Kevin. kbc10

Bagikan artikel ini: