Telegram blokir 8.500 pesan terkait aksi mengerikan

Selasa, 31 Oktober 2017 | 12:01 WIB ET
Menkominfo Rudiantara saat bertemu Telegram
Menkominfo Rudiantara saat bertemu Telegram

JAKARTA, kabarbisnis.com: Aplikasi pesan Telegram menyatakan, telah memblokir 8.500 pesan yang diduga berkaitan erat dengan aktivitas terorisme dan provokasi kekerasan pada Oktober 2017.

"Kampanye kekerasan dalam bentuk apapun dilarang,” ujar CEO Telegram Pavel Durov, dikutip dari situs RT. 

Dia mencontohkan ada saluran Telegram di Iran yang meminta pengikutnya untuk melempar batu ke fasilitas umum dan memfilmkannya di video.

“Orang boleh mengkritik pemerintah, menantang status quo dan debat politik. Tapi, seseorang tidak dapat mendorong kekerasan dan meminta tindakan yang akan merugikan orang-orang yang tidak bersalah,” paparnya.

Durov berpendapat bahwa dia dan timnya telah melindungi kebebasan berbicara selama 11 tahun terakhir dan sekarang melakukannya di tingkat internasional. Dia kembali merujuk ke Iran, mengatakan bahwa BBC dilarang di negara tersebut, namun saluran Telegramnya memiliki 953.900 pelanggan.

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) sebelumnya mengatakan bahwa aplikasi Telegram digunakan oleh teroris di balik serangan bunuh diri di stasiun St Petersburg yang menewaskan 15 orang pada bulan April 2017. Telegram populer di kalangan teroris, karena mempunyai tingkat enkripsi data yang tinggi. kbc4

Bagikan artikel ini: