Khawatir utang PLN akibat proyek listrik 35.000 MW, Mbak Sri surati dua menteri

Rabu, 27 September 2017 | 13:00 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kekhawatirannya terhadap utang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait pendanaan program raksasa pembangkit listrik sebesar 35.000 Megawatt. Pendanaan proyek itu dikhawatirkan membuat keuangan PLN berada di posisi sulit.

Menkeu Sri menyatakan kekhawatirannya itu lewat surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Surat itu disampaikan pada 19 September 2017 bernomor S-781/MK.08/2017 bersifat penting dan segera. Surat itu bocor ke publik.

Dijelaskan bahwa keuangan dari PLN berpotensi mengkhawatirkan karena besarnya utang alias kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman. Di sisi lain, pertumbuhan kas bersih operasi PLN agak terhambat. Walhasil, ada potensi terjadinya gagal bayar. Apalagi, PLN terus menggelontorkan dana--yang antara lain juga didapat dari utang--untuk untuk program pembangunan 35.000 MW yang merupakan penugasan pemerintah. 

Kemenkeu berpandangan, pembayaran pokok dan bunga utang PLN terus meningkat di beberapa tahun mendatang. Sementara itu pertumbuhan penjualan listrik tak sesuai target akibat ekonomi yang lebih rendah dari proyeksi. Pemerintah juga tidak ada kebijakan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL).

Sehingga, Kemenkeu berharap PLN bisa melakukan efisiensi biaya operasi, khususnya energi primer. Program 35.000 MW pun harus direvisi menjadi lebih rendah. kbc4

Bagikan artikel ini: