Materi pendidikan vokasi 48 jam, La Nyalla berharap bisa tiru Jerman

Sabtu, 26 Agustus 2017 | 18:32 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Kerjasama Kadin Jatim dengan Kadin Jerman melalui program pelatihan Ausbildung der Ausbilder (ADA) untuk pengembangan pendidikan vokasi atau pemagangan sistem ganda diharapkan bisa sukses seperti yang diterapkan di Jerman. Demikian diharapkan Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti saat meninjau pelatihan selama 48 jam, atau enam hari non-stop yang diadakan di gedung Kadin Institut itu, Sabtu (26/8/2017).

Dikatakan La Nyalla, training of trainer yang dimulai sejak Kamis, 24 Agustus itu telah menjadi salah satu program prioritas Kadin Jatim untuk mengurangi pengangguran di Jatim dan juga untuk membantu industri mendapatkan tenaga kerja yang berkompeten.

“Ini selaras dengan program ‘Indonesia Kompeten’ yang akan dicanangkan Presiden Jokowi di Surabaya November mendatang,” ungkapnya seraya mencontohkan bahwa jumlah penduduk Jerman yang mencapai 85 juta jiwa, 65 persennya berpendidikan diploma kejuruan.  Sehingga memiliki kompetensi untuk diserap dunia industri.

Pelatihan hasil kerjasama dengan Kadin Jerman kali ini memang diikuti oleh dua unsure, dari para pengajar SMK dan pelaku dunia industri. Sehingga diharapkan mereka akan menjadi trainer lanjutan.

“Tapi Kadin Institut tetap siap memfasilitasi seandainya mereka membutuhkan support kita lagi untuk tahap lanjutan. Karena bagi saya ini penting, untuk mempercepat pertumbuhan dan penguatan iklim dunia usaha, yang salah satunya melalui tenaga kerja yang berkompeten,” papar La Nyalla seraya menyatakan jangan sampai industri kita mati, karena hal itu akan membuat Indonesia runtuh.  Karena uang yang kita punya kita belanjakan, sementara kita tidak bisa menjual.

Koordinator Program IHK Trier, Andreas Gosche juga mengatakan bahwa pendidikan vokasi sistem ganda telah diterapkan sejak lama di Jerman dan berhasil membawa Jerman menjadi negara pengekspor terbesar di dunia. Walaupun jumlah penduduk, luas wilayah dan sumber daya alam yang dimiliki amat kecil, tetapi negara ini mampu menjadi pemimpin ekspor. Selain itu, pengangguran di Jerman juga sangat kecil.

“Tidak ada faktor lain yang menjadi penyebab keberhasilan Jerman kecuali hanya mendidik orang sesuai dengan industri di sekitar daerah itu. Bahkan presentasi lulusan yang menganggur di Jerman hanya 5 persen. Artinya, jika ada 20 orang lulusan, 19 orang langsung mendapatkan pekerjaan dan hanya satu yang menganggur. Sementara di Indonesia tingkat pengangguran mencapai 28 persen,” paparnya sembari mengatakan tiga poin penting dalam keberhasilan paksanaan program vokasi sistem ganda ini, yakni pertama, pelaku harus profesional. Kedua, kurikulum harus diselaraskan dengan kebutuhan industri dan ketiga harus ada hubungan dan wadah dimana kedua pihak bisa bertemu.kbc6

Bagikan artikel ini: