Serangan siber kini telah menjadi ladang bisnis

Jum'at, 17 Februari 2017 | 09:43 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Keamanan siber akan menjadi penting di tahun 2017. Serangan siber tak lagi sekadar 'iseng' semata, melainkan sudah menjadi bisnis.

Hal itu diungkapkan pula oleh Senior Vice President and Chief Security and Trust Officer Cisco, John N. Stewart. "Di 2017, siber adalah bisnis, dan bisnis adalah siber. Perbaikan tanpa henti diperlukan dan harus diukur melalui tingkat efisiensi, biaya, dan pengelolaan risiko yang lebih baik," jelasnya.

Pernyataannya itu berasal dari laporan tahunan Cybersecurity Cisco tahun 2017. Berdasarkan laporan itu, lebih dari sepertiga perusahaan yang sudah mengalami security breach atau pembobolan keamanan pada 2016 dan sebagai akibatnya mereka pun kehilangan setidaknya 20 persen dari jumlah pelanggan, kesempatan bisnis dan pemasukan.

90 persen dari perusahaan tersebut kini meningkatkan teknologi perlindungan dari ancaman sibersecurity dengan memisahkan fungsi IT dan security (38 persen), menambahkan pelatihan kesadaran keamanan bagi karyawan (38 persen) dan menjalankan teknik mitigasi risiko (37 persen).

Laporan Cisco telah melakukan survei terhadap hampir 3.000 chief security officer (CSO) dan security operations leader di 13 negara yang tergabung dalam Security Capabilities Benchmark Study, sebagai bagian dari Cisco ACR.

"Dengan berbagai upaya yang diambil berdasarkan kumpulan temuan laporan ini, dan bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk mengotomasi dan mengintegrasi perlindungan terhadap serangan, kami bisa membantu perusahaan dalam meminimalisir risiko keuangan dan operasional, serta menumbuhkan bisnis mereka," kata David Ulevitch, Vice President/General Manager, Security Business, Cisco. kbc10

Bagikan artikel ini: