Kampanye hitam minyak sawit sangat rugikan Indonesia
JAKARTA, kabarbisnis.com: Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Rusman Heriawan mengakui gencarnya "kampanye hitam" terkait kelapa sawit mengakibatkan produk ini terancam anjok penggunaanya. Salah satu kampanye hitamnya adalah produk minyak sawit yang dianggap bahaya bagi kesehatan.
Menurut Rusman, "kampanye hitam" ini tentu sangat merugikan Indonesia sebagai negara penghasil sawit yang cukup besar. "Kajian terkait manfaat minyak selama ini lebih besar pada minyak sawit. Tetapi minyak jenis lainnya nyaris tidak ada. Karena itu anggapan bahwa minyak sawit berbahaya bagi kesehatan tentu tidak benar," kata dia.
Rusman mengingatkan, saat ini nilai ekonomi minyak sawit sangat besar bagi perekonomian nasional karena 41,55 persen produksi minyak sawit dihasilkan oleh petani kelapa sawit.
Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam industri sawit mencapai angka 4,2 juta jiwa, sedang tenaga kerja yang tidak terlibat langsung mencapai 12 juta, kemudian 11,7 persen ekspor nasional adalah minyak sawit.
"Fakta tersebut sekaligus menunjukkan bahwa saat ini sawit menjadi komoditas andalan pertama setelah batu bara, migas, kopi dan rempah anjlok," kata mantan Wakil Menteri Pertanian itu.
Menurut dia, selama ini banyak mitos yang dilekatkan pada minyak sawit yang memberikan gambaran buruk pengaruh minyak sawit bagi kesehatan, minyak sawit sering dipersepsikan lebih buruk daripada minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak jagung atau minyak biji bunga matahari.
Padahal dari berbagai penelitian, mitos yang selama ini berkembang ternyata tidak sesuai dengan fakta, misalnya minyak sawit ternyata lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak canola. kbc10
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perbankan Mulai Siapkan Uang Tunai Sambut Libur Nataru
Youtuber dan Tiktoker Dinilai Bikin RI Rugi, Ini Alasannya?
Konsolidasi dan Transformasi Jadi Kunci Keberhasilan BPR dan BPRS Dalam Hadapi Tantangan
BPKÂ Temukan Potensi Kerugian Negara Rp18,9 Triliun di Semester I-2023