Incar pasar manufaktur, pabrikan robot Denmark siap masuk RI

Kamis, 22 September 2016 | 08:05 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pabrikan robot kolaboratif ringan asal Denmark, Universal Robot (UR) tengah bersiap untuk penetrasi ke pasar robot di Indonesia. Perusahaan ini bakal menyasar segmen industri manufaktur Tanah Air.

General Manager Universal Robot Asia Pasifik, Shermine Gotfredsen mengungkapkan, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi Universal Robot. Menurut dia, Indonesia memiliki industri manufaktur yang besar dan Gross Domestic Products (GDP) yang cukup baik.

Perusahaan mengungkapkan, enggan masuk ke pasar China dan India sebab di dua negara tersebut sudah memiliki industri robot manufaktur yang kuat.

Gotfredsen mengakui, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan strategi bisnis di Asia Tenggara, terutama di Indonesia.

Perusahaan telah bekerja sama dengan distributor lokal yaitu PT Citra Niaga Cemerlang dan terbaru PT Surya Sarana Dinamika. "Kerja sama ini untuk mendorong pertumbuhan di Indonesia," ujar Gotfredsen saat diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Gotfredsen menerangkan, pihaknya akan menyasar konsumen dengan skala menengah dan besar. Ke depan, perusahaan juga akan berfokus ke riset dan pengembangan Universal Robot.

Sementara itu, saat ini Universal Robot telah bermitra dengan lebih dari 200 perusahaan di dunia, robot yang dijuluki ‘co-bots’ itu diproduksi untuk menopang industri manufaktur di beberapa kategori, seperti otomotif dan food and beverages.

Robot Kolaboratif

Di Indonesia, Universal Robot akan hadir dengan tiga varian dengan fungsi dan kapasitas berbeda. Dengan seri UR3, UR5, dan UR10 untuk pengoperasiannya dapat dioperasikan melalui perangkat lunak atau aplikasi yang tersedia di website Universal Robot.

“Masing-masing seri memiliki kemampuan beda-beda, contohnya UR3 hanya mampu membawa beban sebanyak tiga kilogram, UR5 bisa lima kilogram, sementara yang paling besar UR10 bisa membawa 10 kilogram,” papar Gotfredsen.

Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang mampu mempertahankan pertumbuhan positif di saat kondisi ekonomi negara industri maju menurun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sektor industri manufaktur non-migas Indonesia tahun 2015 tumbuh 5,04 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang 4,79 persen. kbc10

Bagikan artikel ini: