Pasokan susut, pemerintah diminta larang ekspor kelapa

Kamis, 21 April 2016 | 16:32 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Ada cerita pilu bagi Indonesia yang dikenal sebagai negara rayuan pulau kelapa.Pasalnya kalangan industri mengeluhkan penyusutan pasokan buah kelapa segar sebagai bahan baku bagi industri pengolahan kelapa.

Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (Hipki) Amrizal dalam diskusi di Jakarta, Kamis (21/4/2016) mengatakan, kapasitas produksi industri pengolahan kelapa dalam negeri merosot antara 30-50%. Penyebab merosotnya pasokan bahan baku adalah maraknya ekspor buah kelapa segar baik legal maupun ilegal.

Selain itu, turunnya produktivitas tanaman akibat El Nino (kemarau), kondisi tanaman yang sudah tua, tak adanya peremajaan, dan alih fungsi lahan perkebunan juga memberi kontribusi penurunan produksi kelapa.

"Berdasarkan Sensus Pertanian, total ketersediaan bahan baku kelapa segar sebanyak 12,9 miliar butir. Sedangkan kebutuhan kelapa untuk 2015 sebanyak 14,63 miliar butir," ujar Amrizal.

Menurut Amrizal kelangkaan bahan baku kelapa segar lebih dikarenakan ekspor yang terus meningkat. Ini karena harga jual untuk ekspor lebih tinggi ketimbang harga yang dijual untuk dalam negeri.

"Negara tujuan ekspor kelapa bulat adalah Malaysia dengan harga yang lebih tinggi sekitar Rp 50-Rp 200 per kilogram (kg)," kata dia.

Ada tiga kategori harga jual kelapa berdasarkan kualitasnya. Kategori A dengan kualitas kelapa baik dan besar dihargai industri kepada petani sebesar Rp2.700 per kg.

Kategori B dengan kelapa tercungkil atau ukuran kecil dihargai sebesar Rp1.300 per kg. "Sementara Kategori C dengan kelapa rusak, itu dihargai Rp500 per kg. Jika harga Malaysia lebih baik, petani lebih memilih menjual ke Malaysia dibanding dengan menjual ke perusahaan dan industri," terangnya.

Karena itu, Hipki meminta pemerintah menghentikan ekspor buah kelapa yang belum diolah. Ini dilakukan agar memberi kepastian bahan baku untuk industri pengolahan kelapa sehingga peluang investasi yang masuk ke Indonesia untuk industri ini semakin meningkat.

"Kami ingin pemerintah lakukan deregulasi tata niaga untuk pelarangan ekspor buah kelapa yang belum diolah. Jangan sampai bahan baku kita dijual ke luar negeri untuk diolah mereka yang punya industri pengolahan di luar negeri. Kita yang punya bahan bakunya, mereka yang enak menikmati hasil olahannya," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: