70% Orang Indonesia belum pikirkan dana hari tua

Rabu, 13 April 2016 | 17:34 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Masyarakat Indonesia ternyata belum banyak yang memikirkan untuk kondisi yang berkualitas di hari tuanya. Terbukti, baru sekitar 36% yang mengaku telah menyiapkan perencanaan finansial jangka panjang dengan baik dan strategis sebagai proteksi dan upaya guna mewujudkan harapannya tersebut.

Dari survei yang dilakukan HSBC, 1 dari 3 orang belum menyiapkan hari tuanya. HSBC juga melakukan studi The Power of Protection, Confidence in the Future, permasalahan terbesar yang dikhawatirkan masyarakat Indonesia adalah kondisi kesehatan fisik (64%), kesehatan keuangan (54%), serta kualitas hidup (43%) ketika mereka tak produktif lagi.

"Kalau ditanya apa yang sangat dikhawatirkan dalam 10 tahun ke depan bahwa 64% mereka nggak yakin kesehatan mereka, kedua financial security, jadi 2 ini merupakan yang paling besar yang orang tidak yakin," ungkap Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia, Steven Suryana, pada acara "Wealth and Beyond Personal Economy Forum 2016" di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (12/4/2016).

"Kesehatan menjadi perhatian terbesar karena mereka meyakini gangguan kesehatan akan berdampak luas terhadap banyak hal. Sebanyak 72% responden khawatir gangguan kesehatan akan berdampak pada kualitas kehidupannya, mereka juga khawatir jika kesehatan terganggu maka akan berpengaruh terhadap kemampuannya membiayai hidup (72%), keharmonisan keluarga (70%), kondisi psikologis (61%), hubungan dengan pasangan (57%), serta keberadaannya sebagai orang tua yang baik (50%)," tambahnya.

Dari studi tersebut juga didapatkan hasil 33% menyatakan sama sekali tidak dapat mengelola finansialnya serta tidak memiliki proteksi spesifik, meskipun ada keinginan untuk mengelola finansial.  

Namun 67% responden yang menyatakan bahwa mereka telah melakukan persiapan finansial dalam bentuk tabungan, investasi maupun asuransi, masih banyak pula yang belum memahami sepenuhnya apakah persiapan finansial tersebut sudah tepat sesuai kebutuhan dan dapat dijadikan jaminan di masa tua (38%).

Selain itu hasil survey juga menunjukkan masih ada beberaoa yang fokus pada perencanaan jangka pendek untuk kebutuhan-kebutuhan mendadak (44%), banyak juga di antara mereka yang tidak memiliki pengetahuan cukup tentang proteksi yang tepat sesuai kebutuhan serta aspirasi mereka dan tidak mengetahui bagaiman cara memperolehnua (55%).

Sedangkan 36% berpendapat bahwa mereka saat ini merasa belum membutuhkan atau tidak menjadikan persiapan finansial jangka panjang sebagai prioritas. Kondisi ini berarti masih banyak orang Indonesia yang memerlukan dukungan edukasi. kbc10

Bagikan artikel ini: