Gelar pameran batu mulia, BMN Managemen targetkan transaksi capai Rp3 M
SURABAYA, kabarbisnis.com: Uforia batu mulia yang mulai meredup di kalangan masyarakat luas dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis tersebut. Bahkan Batu Mulia Nusantara (BMN) Managemen mengklaim jumlah kolektor batu mulia menjadi semakin banyak dan pengikut kontestan dalam setiap pameran juga semakin besar.
"Makanya kami berani pasang target Rp 3 miliar pada pameran batu mulia yang akan kami gelar bulan depan di Cito Surabaya. Sementara jumlah peserta kontestan yang kami targetkan mencapai 1.000 kolekter dengan jumlah batu mulia yang diikutkan mencapai 2.000 jenis," ujar Humas BMN Managemen Peiter Lukman kepada wartawan di Surabaya, Minggu (14/2/2016) petang.
Optimisme tersebut dengan melihat kian stabilnya pasar batu mulia dalam negeri. Apalagi Indonesia adalah gudang batu mulia dan permata. Ada ratusan jenis batu mulia yang bisa didapatkan di pelosok nusantara. Dan beberapa jenis batu mulia yang ditemukan tersebut berkualitas dan bernilai tinggi. Misalnya bacan, bulu macan, kecubunng, fire opal, kalsedone, sisik naga, bahkan jamrud pun ada.
"Sama dengan pembeli, kontestan dan kolektor batu mulia pun terus bertambah. Jika sebelumnya didominasi oleh kalangan tua, sekarang menjadi semakin luas. Mulai dari remaja, atau bahkan anak-anak. Kaum perempuan pun sekarang banyak yang menggunakan batu mulia. Dengan kondisi tersebut, maka pasar semakin luas dibanding beberapa tahun yang lalu," terangnya.
Agar lebih memikat, Pameran Surabaya Gemstone & Travel Expo (SGTE) 2016 akan diramaikan dengan kontes batu mulia yang akan memperebutkan Piala Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Lelang juga akan diadakan agar nilai jual batu unik koleksi peserta menjadi semakin tinggi. Selain itu, juga ada doorprize berlian senilai Rp 10 juta dan sepeda motor serta hadiah menarik lainnya.
"Kontes batu mulia yang akan kami gelar meliputi 58 jenis batu mulia dengan total hadiah yang mencapai 800 juta. Saat ini sudah banyak kolektor dari penjuru nusantara yang sudah konfirmasi ikut dan akan turunkan batu mulia andalannya. Bahkan ada beberapa kontes yang berniat menurunkan 100 hingga 200 koleksinya pada event bergensi ini," ujar Peiter.
Pada kesempatan yang sama, Lancur Saleh Abidin, salah satu kolektor batu mulia membenarkan mulai redupnya minat masyarakat luas terhadap batu mulia. Bahkan ada beberapa pedagang batu mulia "dadakan" atau baru yang gulung tikar. Tetapi bagi pemain lama kondisi saat ini justru dirasakan masih stabil.
"Penurunan itu dipicu oleh berbagai faktor, pertama karena banyaknya even tidak berkualitas yang diadakan di pinggiran dengan hanya menggelar tenda. Bahkan di Surabaya pernah ada dua pameran yang diadakan di tanggal dan bulan yang sama. Pasti ini sangat berdampak terhadap jumlah peserta, pengunjung, juga transaksi yang terjadi," ujar Saleh.
Selain itu, rurunnya bisnis ini juga disebabkan adanuya obral bahan, bongkahan batu mulia dijual dengan dengan mudah dan dengan harga yang kadang sangat murah. Sehingga orang awam yang tidak mengetahui cara membentuk dan mengolah menjadi kecewa.
"Banyak juga batu mulia dari luar negeri yang masuk ke Indonesia dengan harga yang cukup murah. Seperti dari Tiongkok dan dari Arizona. Untuk bacan arizona misalnya, hanya dipatok seharga Rp 2 juta. Padahal bacan dari berbagai pelosok nusantara harganya relatif mahal, sekitar Rp 20 juta," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap pemerintah turut serta dalam menajukan bisnis batu mulia dalam negeri. Pemerintah harus mampu mendorong daerah penghasil batu mulia untuk menjadi salah satu destinasi wisata. Langkah ini selain bisa mengangkat bisnis batu mulia juga akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat penghasil batu mulia.kbc6
Usai Gerbang Utama, CitraLand City Kedamean Siapkan Ikon Baru Theme Park
Kalah Gugatan 1,1 Ton Emas dengan Crazy Rich Surabaya, Begini Tanggapan Antam
PLN dan SIG Kolaborasi Dorong Penggunaan Energi Bersih
Pemerintah Pastikan Tak Alihkan Subsidi Energi Fosil ke EBT
Terus Meningkat, Kebutuhan Pekerja Kreatif Digital Diramal 9 Juta Profesional di 2030