Visa dari KBSA molor, penyelenggara umrah rugi ratusan juta rupiah

Kamis, 4 Februari 2016 | 22:35 WIB ET
Fauzi Mahendra
Fauzi Mahendra

SURABAYA, kabarbisnis.com: Puluhan perusahaan penyelenggara ibadah umrah di Tanah Air harus mengalami kerugian ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah, akibat molornya penerbitan visa untuk para jemaah umrah dari Kedutaan Besar Saudi Arabia (KBSA).

Menurut Sekretaris Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik (Amphuri) Jatim, Fauzi Mahendra, jika biasanya pengurusan visa di KBSA bisa langsung keluar dalam 1 hari, namun kali ini bisa molor hingga 2-3 hari. Anehnya, molornya visa tersebut hanya menimpa pada jemaah umrah yang memakai jasa penerbangan maskapai Garuda Indonesia. Sementara yang menggunakan maskapai lain, seperti Saudi Arabian Airlines, juga Lion Air pengurusan visanya normal.

"Ini sudah berlangsung sejak pekan lalu, dan data yang masuk ke kami sudah ada sebanyak 17 penyelenggara umrah yang mengalami hal serupa," kata Fauzi kepada wartawan di Surabaya, Rabu (3/2/2016) malam.

Fauzi saat mempertanyakan keterlambatan terbitnya visa tersebut ke KBSA, dijelaskan bahwa alasan KBSA tidak segera memproses visa secepatnya, karena banyak tiket Garuda Indonesia yang dianggap palsu atau ilegal, guna menyiasati kuota.

"Ini yang tidak kami fahami, masa maskapai sebesar Garuda Indonesia yang notabene milik negara harus melakukan hal itu. Atau jangan-jangan ada oknum di maskapai yang bermain," tuding Fauzi.

Akibat keterlambatan penerbitan visa tersebut, lanjut dia, 17 penyelenggara umrah harus menanggung kerugian ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah. Pasalnya, mereka harus mengganti tiket maskapai yang sudah terbeli, demikian juga uang muka yang sudah dibayarkan untuk booking hotel di Arab Saudi.

"Besaran kerugian berbeda-beda tergantung jumlah jamaahnya. Kalau di saya saat ini memberangkatkan 35 orang jemaah. Terpaksa kami juga harus tetap memberangkatkan mereka namun ditampung dulu di hotel di Jakarta," ungkap Presdir Isbir Tour & Travel ini.

Terkait hal ini, dia berharap adanya itikad baik dari maskapai Garuda Indonesia, agar kejadian serupa tidak terulang. Pasalnya, para penyelenggara umrah sudah lama memercayai angkutan jemaah ibadah tersebut ke maskapai ini.

"Sejatinya kita bisa saja memilih maskapai lain, seperti Saudi Arabian Airlines, apalagi mereka bisa terbang langsung Madinah, dan harganya lebih murah. Namun karena kita punya rasa nasionalisme, memilih untuk tetap menggunakan jasa maskapai Garuda Indonesia. Namun mengapa justru diperlakukan seperti ini," tegasnya.

Pihaknya sendiri masih terus melakukan koordinasi dengan para penyelenggara ibadah umrah, termasuk KBSA dan maskapai Garuda Indonesia, dengan harapan kerugian yang harus ditanggung tidak terlalu tinggi, karena kesalahan bukan pada penyelenggara ibadah umrah.

"Kita tak bisa pungkiri mengalami kerugian, tapi jangan semuanya dibebankan ke kami. Kami minta diberi keringanan atas ganti rugi ini dari pihak maskapai," harap Fauzi. kbc7

Bagikan artikel ini: