Neraca Jagung Defisit, IPB: Impor Bukan Hal Tabu

Kamis, 28 September 2023 | 11:58 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Harga jagung terus membumbung tinggi seiring fase neraca jagung yang defisit. Data panel Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (29/9/2023) menyebutkan, harga jagung peternak mencapai Rp 6.800 per  kilogram (kg) naik, jauh melebihi harga acuan Rp 5.000 per kg. Baik akademisi dan peternak berharap pemerintah segera bertindak mengatasi problem ini.

Guru Besar IPB University Prof.Dr Rachmat Pambudy menegaskan, lonjakan harga jagung dalam negeri tentunya kian memukul peternak unggas. Pasalnya, jagung merupakan salah satu komponen bahan pakan ternak jadi yang kontribusinya mencapai 50%.

Sementara, komponen pakan dapat berkontribusi hingga 40% biaya produksi.Adapun catatan Kementerian Perdagangan menyebutkan, kontribusi mencapai 66% terhadap pembentukan harga daging ayam. Menurut Rachmat, membumbungnya harga jagung tidak terlepas dari neraca jagung yang selama September-Desember 2023 memasuki fase defisit kebutuhan jagung.

Selama hal tersebut dapat diperhitungkan tidak merugikan petani,Rachmat beranggapan impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak bukan hal tabu. Namun, pembukaan importasi jagung harus disertai pencatatan dan memenuhi prinsip ketelusuran. "Dengan teknologi saat ini justru lebih mudah diawasi (pengadaan dan distribusi red)," ujar Rachmat dalam diskusi virtual 'Mencari Solusi Menekan Biaya Produksi Unggas' di Jakarta, baru-baru ini.

Rachmat mengatakan, harga jagung impor kadar air 14% di pelabuhan tujuan berada Rp 4.700 per kg. Apabila kebijakaan pembatasan importasi jagung pakan ternak yang dirilis sejak 2015 dapat dievaluasi, maka akses biaya membudidayakan unggas dapat diefisiensikan.

Rachmat yang juga Anggota Dewan Redaksi Majalah Agrina ini menilai ketersediaan pasokan ketersediaan jagung nasional tahun 2023  yang memadai semestinya terefleksikan pada harga jagung. Dia meragukan valididas data produksi yang selama ini ditampilkan Kementan karena kerap berbeda dengan situasi harga di pasar. "Ini berarti ada miss match dengan teknologi sistem informasi tidak boleh terjadi," kata dia.

Data neraca jagung dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Juli hingga Desember 2023 tahun  ini mengalami defisit.Artinya bulan Juli sudah mengalami defisit yakni 143.341 ton. Kemudian Agustus mengalami defisit 34.059 ton, September defisit 139.091 ton; Oktober 136.938 ton; November 2023 defisit 95.541 ton; dan Desember 2023 defisit 280.062 ton.

Catatan kabarbinis.com menyebutkan, harga acuan jagung di tingkat konsumen dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 sebesar Rp 4.200 per kg dengan kadar air 15%. Adapun di tingkat konsumen, ditetapkan Rp 5.000 per kg.

Namun, mayoritas hasil jagung petani berkadar air 27% sehingga harus dikering dan digiling sehingga kadar air menjadi 14-15%. Praktiknya, peternak harus menebus harga jagung antara Rp 6.000-Rp 7.000 per kg  jauh melebihi ketentuan harga acuan Rp 6.900 per kg.

Heri Irawan, peternak broiler mandiri sekaligus Co Founder PT Rumput Ilallang Hijau mengatakan, pihaknya berkepentingan memperoleh kemudahan memperoleh bahan baku pakan jagung dengan harga yang memadai. Tidak terkecuali dari opsi impor apabila hal itu menjadi solusi dari menipis ketersediaan pasokan jagung domestik.

Heri menambahkan, pemerintah dapat memberi penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengimpor jagung. Hal ini untuk memenuhi prinsip ketelusuran dan pendistribusian khusus kepada peternak unggas mandiri sebagai pembeli. Di sisi lain, memimalisir resiko memukul harga jagung petani.

Heri membeli harga jagung pakan jadi Rp 9.000 per kg. Harga jagung yang terus terkerek menuntut Herry berpikir keras sekaligus kreatif agar usaha budidaya ayam broiler tetap berjalan. Pakan berkontribusi 70% dari total biaya produksi. Jika tidak, dia menghitung  potensi kerugian lebih dari Rp 200 juta/siklus dengan pemeliharaan ternak di kandang 100.000 ekor.

Hal itu termasuk biaya in-put  bibit ayam usia sehari Rp 7.000 per ekor dan biaya operasional plus sosial Rp 2.200 per ekor. Menurut Heri, potensi kerugian ratusan jtu karena rendahnya harga jual livebirth (ayam hidup di kandang red) Rp 18.000 - 19.000 per kg dengan bobot ayam 1,6 kg. Padahal biaya pokok produksi mencapai Rp 21.200 per kg.

El Nino juga berdampak terhadap sumur di kandangnya mengering. Dia pun harus merogoh kocek Rp 35 juta untuk menjamin usaha ternak ayam broilernya tetap berjalan. Menurutnya, hal itu merupakan pengalaman pertamama kalinya diluar kalkulasi bisnisnya.

Manajemen Kandang

Namun Heri yang jebolan IPB University fakultas perternakan ini dengan terus memperbaiki memperbaiki manajemen dan infrastruktur kandang. Pola perilaku ayam di kandang juga rajin diamati untuk menjamin kenyaman di kandang atau animal welfare. Untuk memitigasi atas mahalnya harga pakan, Dedi berupaya mendisplinkan penerapan Feed Conversation Ratio (FCR) atau perhitungan pemberian pakan untuk menghitung produktivitas ayam broiler di kandang. Artinya,apabila ayam yang akan dipanen itu bobot rata 1 kg daging maka membutuhkan 1,6 kg pakan.

Indra Rahmadi, Koordinator Jagung dan Serelelia dan Tanaman Lainnnya Ditjen Tanaman Pangan Kementan mengatakan, tupoksi Kementan harus memperjuangkan agar impor jagung tidak terjadi. Sejak tahun 2018, Indonesia tidak ada lagi impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak karena pasokan memadai karena produksi jagung ditopang 20 provinsi.

Kementan memproyeksikan produksi jagung nasional tahun 2023 sebesar 25,22 juta ton pipilan kering dengan kadar air 27,81% ton atau setara 17,18 juta ton jika dikaitkan kebutuhan industri pakan ternak yang mempersyarakat kadar air 14-15%. Dia memperkirakan masih terdapat surplus kebutuhan 1,5 -2 juta ton.

Sementara di sisi produktivitas,Indra akui hanya 5,5 ton per pipilan kering, jauh lebih rendah dibandingkan China sebesar 6 ton, Amerika Serikat 11 ton. Untuk itu Kementan melakukan intervensi penanaman jagung seluas 384.413 ha berupa subsidi pupuk, benih, alsintan dan SDM.

Diharapkan, bantuan sapronak tersebut dapat menunjang produksi jagung 2,3 juta ton pipilan kering dengan kadar air atau 9,3% dari total sasaran produksi jagung nasional. Kendati diakui, penanaman Jagung pada Musim Tanam (MT) I dan II periode Januari-Maret 2023 menjadi penopang hasil tanam selama satu tahun atau setara 67,73% dengan luas tanam 2,9 juta hektare (ha) dari total tanam sebesar 4,32 juta ha.

Kementan memetakan kebutuhan jagung nasional 16,9 juta ton kadar air kering. Sementara untuk kebutuhan sektor pakan ternak sebesar 12,8 juta ton, industri 8,1 juta ton dan UKM-peternak mandiri 4,7 juta ton. Untuk kebutuhan industri tiap bulan flat 700 ribu ton.

Indra berharap dengan produksi jagung yang bersifat musiman, Bapanas dan Perum BULOG dapat memainkan peran mengelola logistik sehingga kebutuhan jagung sepanjang tahun terpenuhi. kbc11

Bagikan artikel ini: