Usai Menahan, The Fed Bakal Kembali Kerek Suku Bunga Acuan?
JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar. Meski demikian, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.
Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024Â dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.
Dokumen dot plot The Fed menunjukkan suku bunga akan ada di kisaran 5,5-5,75% pada tahun ini. Artinya, ada indikasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun.
"Indikator terkini menunjukkan jika aktivitas ekonomi masih solid. Penambahan tenaga kerja melandai dalam beberapa bulan terakhir tetapi tetap kuat. Tingkat pengangguran tetap rendah tetapi inflasi masih naik," tulis The Fed dalam keterangan resminya, dikutip dari situs resmi The Fed, Rabu (20/9/2023).
The Fed menjelaskan, jika mereka akan memutuskan kebijakan ke depan secara hati-hati berdasarkan data yang berkembang serta mempertimbangkan outlook serta risikonya.
"Kami bersiap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan dan kami tetap menahan kebijakan pada level terbatas sampai kami percaya diri kalau inflasi memang terus bergerak melandai menuju sasaran kami," ujar Chairman The Fed Jerome Powell usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.
Pernyataan Powell ini sedikit mengecewakan pasar yang sudah berekspektasi jika The Fed akan memangkas suku bunga secara signifikan pada tahun depan. Ekspektasi pasar sepertinya sulit tercapai melihat banyaknya pejabat The Fed yang ingin mempertahankan kebijakan ketat.
Sebanyak 10 dari 19 pejabat The Fed memperkirakan kebijakan suku bunga masih di atas 5% hingga tahun depan.
Selain memutuskan kebijakan suku bunga, rapat FOMC September juga merevisi proyeksi sejumlah indikator ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi AS. The Fed merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,1% pada tahun ini, naik dua kali lipat lebih dari 1% pada proyeksi Juni. Ekonomi AS diperkirakan tumbuh 1,5% pada 2024, dari 1,1% pada proyeksi sebelumnya.
Tingkat pengangguran akan berada di kisaran 3,8% pada tahun ini, lebih rendah dibandingkan 4,1% pada proyeksi Juni. Pengangguran akan berada di angka 4,1% pada 2024, dari 4,5% pada proyeksi sebelumnya.
Personal Consumption Expenditures (PCE) akan berada di 3,3% pada tahun ini, lebih tinggi dibandingkan 3,2% pada proyeksi sebelumnya. Inflasi inti diperkirakan akan bergerak di 3,7% pada 2023, lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni 3,9%.
Proyeksi ekonomi yang lebih baik tersebut menandai jika The Fed melihat ekonomi masih kencang dan pasar tenaga keras masih panas. The Fed juga percaya diri jika mereka bisa menekan inflasi tanpa harus membuat ekonomi AS limbung.
Proyeksi ini membuat perusahaan dan rumah tangga harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan yang berimbas pada meningkatnya ongkos pinjaman.
"Saya selalu berpikir jika soft landing adalah outlook (pertumbuhan) yang paling memungkinkan dan sejauh ini masih benar," tutur Powell. kbc10
Gandeng Palang Merah Indonesia, KFC Indonesia Salurkan Dana Kemanusiaan Rp 1,5 Miliar Untuk Palestina
Sasar Kalangan Pebisnis Jawa Timur, OPPO Gelar OPPO International Skyport di Surabaya
Batas Waktu Pemadanan NIK dan NPWP Mndur hingga Pertengahan 2024
Modena Home Center Hadir di Surabaya, Bawa Inovasi Smart Living Untuk Smart City
Awal Bulan Depan, Kominfo Bakal Terbitkan Aturan Soal AI