Pengusaha Siapkan Strategi Hadapi Ancaman Inflasi Pangan
JAKARTA, kabarbisnis.com: Ancaman krisis pangan di Tanah Air diprediksi bakal berdampak pada melonjaknya inflasi, baik inflasi pangan maupun umum. Kalangan pelaku usaha pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja penjualan di tengah ancaman tersebut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Agustus 2023 sebesar 3,27 persen, tercatat sebagai kenaikan inflasi pertama dalam 6 bulan terakhir. Tren inflasi pun diproyeksikan bakal meningkat sejalan dengan tingginya harga sejumlah komoditas pangan, termasuk beras.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, para pelaku usaha akan terus berupaya menjaga kecukupan suplai barang di pasar.
Upaya tersebut dianggap dapat menstabilkan harga dan mengendalikan inflasi yang berimbas terjaganya konsumsi masyarakat.
Di sisi lain, produksi manufaktur dalam negeri diproyeksikan hanya akan mengalami ekspansi secara moderat dengan diiringi peningkatan efisiensi produksi melalui adopsi teknologi.
Penyebabnya, tingginya harga komoditas pangan, kata dia, akan menyulitkan pengusaha karena adanya kenaikan biaya produksi. Khususnya bagi produsen di sektor makanan dan minuman.
"Promosi-promosi juga kemungkinan akan moderat dan baru akan lebih agresif pada akhir tahun untuk memaksimalkan pertumbuhan konsumsi pasar di akhir tahun," ujar Shinta seperti dikutip, Selasa (12/9/2023).
Kalangan pengusaha berharap pemerintah bisa sigap memberikan bantuan subsidi kepada masyarakat kelas menengah bawah yang rentan terhadap dampak kenaikan harga pangan.
Shinta menyebut, kenaikan harga pangan bakal mendorong peningkatan biaya hidup dan menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah bawah hingga risiko kemiskinan ekstrem.
"Karena itu, perlu disikapi dengan kesigapan pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat yang membutuhkan pada saat yang tepat dan diawasi dengan seksama agar pemberian subsidi tepat sasaran dan tidak diselewengkan," jelas Shinta.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui inflasi harga beras saat ini cenderung tinggi.
Data BPS mencatat inflasi harga beras secara kumulatif sejak Januari 2023 hingga Agustus 2023 sebesar 7,99 persen (year-to-date).
Menurut Arief, inflasi harga beras tersebut tidak normal apabila dalam kondisi biasa tanpa adanya risiko produksi. Meski demikian, kata Arief, Indonesia masih cukup tangguh di saat dampak El Nino menekan produksi beras hingga membuat mayoritas harga pangan di tingkat global telah terkerek naik, inflasi Indonesia bisa terkendali di kisaran 3 persen.
Adapun, BPS mencatat inflasi bulanan beras pada Agustus 2023 sebesar 1,42 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023 harga beras mengalami inflasi sebesar 2,3 persen (month-to-month).
"Tapi hari ini seluruh pangan di dunia kondisinya sama [tinggi], dan inflasi kita salah satu yang terbaik," tandasnya. kbc10
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
57 Persen Generasi Z Pilih Berkarir Jadi Influencer
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
Duh! Kecepatan Internet RI Urutan 98 Dunia, Kalah dari Kamboja
Capres Boleh Posting Konten di TikTok, tapi Jangan Cari Sumbangan