Ahli keamanan sebut Android murah lebih mudah kena hack, ini biangnya
JAKARTA, kabarbisnis.com: Perangkat ponsel Android memang lebih mudah terpapar virus dan disusupi oleh Malware, lantaran sifat open source yang dimiliki oleh android. Dengan demikian, maka virus-virus tersebut bisa dimanipulasi sehingga mirip dengan aplikasi android.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengecek darimana asal program yang akan kita install di smartphone kita. Tapi, para ahli keamanan siber menyebut sekarang para penjahat lebih suka menyusupkan malware ke aplikasi pra-instal yang sudah tersedia secara default di perangkat.
Sebagaimana dihimpun dari TechSpot, tercatat ada jutaan smartphone Android murah yang hadir dengan sejumlah besar aplikasi pra-instal. Dikatakan bahwa hacker hanya perlu menaklukan satu aplikasi, yang mana jika ini berhasil dilakukan maka sulit untuk melakukan perbaikan.
Para peneliti di Trend Micro mengungkap, memecahkan masalah ini adalah tugas yang jauh lebih sulit dibanding berurusan dengan aplikasi jahat yang berasal dari Play Store. Berurusan dengan malware yang dimasukkan ke dalam aplikasi sistem atau firmware perangkat adalah tugas rumit.
Sifat Android yang terbuka memungkinkan produsen membuat berbagai model perangkat sekaligus membuka pintu bagi peretas untuk menyusupkan malware bahkan saat perangkat belum meninggalkan pabrik. Ini berlaku bukan hanya untuk smartphone tapi juga tablet, jam tangan pintar, hingga Android TV.
Peneliti Senior Trend Micro, Fyodor Yarochkin mengatakan malware pra-instal telah menjadi jauh lebih umum dalam beberapa tahun terakhir. Setelah menjual firmware menjadi tidak menguntungkan, banyak dari mereka mulai menawarkannya secara gratis.
Trend Micro mengonfirmasi bahwa malware hadir di setidaknya 10 vendor smartphone, kebanyakan dari China. Perusahaan menduga 40 vendor tambahan terpengaruh, tetapi peneliti lebih tertarik untuk mencari tahu di mana sepanjang rantai pasokan infeksi lebih mungkin terjadi.
Google telah mengetahui tentang malware Android pra-instal selama bertahun-tahun, tetapi tidak dapat dengan mudah menyelesaikan masalah karena sedikitnya kontrol yang dimilikinya terhadap rantai pasokan Android OEM yang kompleks. kbc10
Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Bukukan Kontrak Senilai Rp 20,2 Triliun
Sasar Kalangan Pebisnis Jawa Timur, OPPO Gelar OPPO International Skyport di Surabaya
79 Persen Orang RI Dinilai Telah Berinteraksi dengan Teknologi AI Generatif
Peringati HMPI, Kencana Group Tanam 1.000 Pohon di Kawasan Hutan Arjuno-Welirang
Bank Dunia Sebut 130 Juta Orang Bisa Jatuh Miskin Akibat Perubahan Iklim