Ini strategi SGN wujudkan swasembada pangan dan energi di 2030
SURABAYA, kabarbisnis.com: PT Sinergi Gula Nasional (SGN) berkomitmen mendukung program pemerintah menjadi negara yang mandiri yang mampu mencapai swasembada pangan dan energi pada 2030.
Untuk itu, PT SGN sebagai entitas baru gabungan dari tujuh PTPN berbasis gula di seluruh Indonesia, berupaya semaksimal mungkin menaikkan produksi tebu dan gula nasional. Hingga tahun 2030, SGN menargetkan produksi tebu yang digiling mencapai tebu 62 juta ton dari saat ini yang masih dikisaran 13,7 juta ton.
"Di tahun 2030, target kami adalah produktivitas tebu mencapai 92 ton per hektar dengan rendemen 8,5 persen. Sehingga perkiraan kami produksi gulanya akan mencapai 2,2 -2,4 juta ton. Ditambah dengan produksi gula swasta sebesar 2,5 juta ton, maka akan tercapai produksi gula sebesar 4,9 juta ton. Itu sudah memenuhi proyeksi kebutuhan gula kita saat itu," kata Direktur Utama PT SGN Aris Toharisman saat Bazar Gula dengan wartawan di Surabaya, Senin (17/4/2023).
Sementara produksi gula tahun ini ditarget mencari 1 juta ton, naik dari realisasi tahun 2022 yang masih dikisaran 850 ribu ton dengan jumlah tebu yang digiling sebanyak 13,7 juta ton, naik dari 13,4 juta ton di tahun lalu.
"Tentu tantangannya cukup besar karena kondisi pergulaan di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kompetisi sangat ketat, tidak hanya antar Pabrik Gula tetapi juga alokasi lahan dengan komoditas lain," katanya.
Dan ini sangat bertumpu pada perluasan lahan yang tidak bisa hanya dilakukan SGN sendiri. Diperlukan kolaborasi dan dukungan pemerintah karena yang memiliki lahan adalah perhutani, serta pihak lain yang diharapkan dukungannya secara konsisten dalam pembukaan lahan.
"Target pemerintah di tahun 2030, ada penambahan lahan tebu seluas 700 ribu hektar se Indonesia. Dari 700 ribu hektar tersebut, 70 persennya diberikan ke SGN, atau sekitar 490 ribu hektar," terang Aries Toharisman.
Hingga saat ini, sudah ada penambahan lahan tebu menjadi 176 ribu hektar, naik dibanding tahun sebelumnya yang masih seluas 160 ribu hektar. Tambahan area lahan tebu tersebut diperoleh dari beberapa sumber. Pertama konversi lahan HGU PTPN, dari non tebu menjadi tebu, seperti lahan karet dan cacao.
Untuk penambahan lahan dari HGU, total target SGN mencapai 100 ribu hektar dari saat ini sebesar 57 ribu hektar. Juga ada lahan perhutani dengan program agroforestri dan agro sosial, sebagian lahan akan dimanfaatkan melalui tebu.
"Tinggal bagaimana kita bicara pengembangan tebu rakyat dan dukungan KLHK. Di KLHK ada hutan yang bisa dikonversi seluas 12,82 juta hektar yang tersebar di Indonesia," katanya.
Selain itu, dalam setiap minggu SGN selalu melakukan pembahasan penambahan lahan tebu dengan berbagai pihak serta kementerian terkait untuk menyusun langkah perluasan.
Dengan adanya pertambahan luas area tebu dan peningkatan produktivitas tebu, maka ada kenaikan produk ikutan yaitu molases dan tetes tebu yang rencana akan diolah menjadi bioetanol, dalam rangka mendukung ketahanan nasional.kbc6
Bos SIG Raih The Best CEO di Ajang Top BUMN Awards 2023
Siap-siap! Penyatuan NIK Jadi NPWP Berlaku Penuh Mulai Pertengahan 2024
SIG Raih Apresiasi Marketeer of the Year 2023
Domscorner Berdayakan UMKM hingga Warga Lokal via Marketplace Produk Fesyen
Ketua DK LPS: Transformasi dan Penambahan Mandat untuk Penguatan Peran dan Fungsi LPS