BI berniat perluas transaksi QR Code ke India, China hingga Arab Saudi
JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) berencana memperluas kerja sama transaksi QR Code lintas negara (cross-border QR payment) di sejumlah negara ASEAN. Indonesia sebelumnya telah mengimplementasikan transaksi QR Code lintas negara antara lain dengan Thailand.
"Intinya adalah lintas pembayaran antar negara itu harus murah, harus cepat, transparan, jadi menghilangkan konteks terlalu mahal, selektif, dan juga tidak transparan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, dikutip Selasa (28/3/2023).
"Kita awali tahun ini payment connectivitynya dengan QR, sandingkan dengan Thailand. Jadi transaksi apapun dengan QR bisa tanpa fisik (di Thailand)  atau cashless, dan bagusnya adalah itu dilakukan dengan local currency (mata uang lokal)," ungkapnya.
Tak hanya di Asia Tenggara, BI juga menjajaki kerja sama transaksi QR dengan negara ekonomi besar, yaitu India, Jepang, China hingga Arab Saudi.
"Nanti akan ada (kerja sama) dengan empat negara lainnya, dan akan menyusul lima negara lain. Tahun 2024 kita akan menggunakan Fast Payment, seperti diketahui kita punya B Fast, nanti kita juga bisa gabungkan Fast Payment di negara lain," jelasnya.
"Kita akan interlink tentunya ke kawasan lain misalnya Asia Selatan, kita berencana dengan India, Jepang, dalam konteks payment connectivity. Bahkan juga dengan Arab Saudi, karena kita punya jemaah di sana jadi akan lebih baik jika digunakan QR Code maupun Fast Payment," beber Dody.
Dalam kesempatan itu, Dody juga menyerukan pentingnya peran mata uang lokal dalam perekonomian negara.
"Karena kalau kita bergantung hanya pada satu atau dua mata uang, tentunya gejolak dari pemilik mata uang itu akan berpengaruh pada kita. Kalau kita bisa mengurangi sedikit ketergantungan pada global currency, kita akan keluar dengan satu opsi bahwa gejolak pada perekomonian juga akan berkurang," katanya.
Dody menjelaskan, sebagai contoh, pemanfaatan local currency di kawasan ASEAN bisa dilakukan salah satunya ketika berdagang dengan Thailand dengan menggunakan Rupiah dan Baht.
Kemudian menggunakan Rupiah dan Ringgit ketika berinvestasi dengan Malaysia, serta penggunaan rupiah dan SGD ketika melakukan transaksi dengan Singapura.
"Nanti kita akan mencoba untuk bersama sama kembali mengangkat kesepakatan untuk menggunakan local currency transaction, jadi transaksi lokal untuk berinvestasi, perdagangan barang dan jasa serta transaksi di pasar keuangan," tambahnya. kbc10
Usai Gerbang Utama, CitraLand City Kedamean Siapkan Ikon Baru Theme Park
Kalah Gugatan 1,1 Ton Emas dengan Crazy Rich Surabaya, Begini Tanggapan Antam
PLN dan SIG Kolaborasi Dorong Penggunaan Energi Bersih
Pemerintah Pastikan Tak Alihkan Subsidi Energi Fosil ke EBT
Terus Meningkat, Kebutuhan Pekerja Kreatif Digital Diramal 9 Juta Profesional di 2030