The Fed naikkan suku bunga, begini dampaknya ke ekonomi RI
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kalangan ekonom mengingatkan akan adanya dampak dari keputusan Bank sentral Amerika Serikat, the Federal Reserve (the Fed), yang menaikkan suku bunga sebesar 0,25 persen menjadi di kisaran 4,75-5 persen pada Rabu (22/3/2023).
Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai, kenaikan suku bunga the Fed bisa berdampak kepada likuiditas perbankan di Indonesia. Hal ini turut berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena dana murah internasional mulai berkurang.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan, biaya dana perbankan domestik bisa meningkat lebih cepat sesuai ekspektasi kenaikan suku bunga acuan. "Dampak ke likuiditas perbankan juga bisa memengaruhi penyaluran kredit karena dana murah internasional mulai berkurang," kata Bhima seperti dikutip, Jumat (24/3/2023).
Menurut dia, langkah the Fed menaikkan suku bunga cukup mengejutkan di tengah risiko krisis perbankan di Amerika Serikat (AS). Hal ini berarti the Fed masih akan melakukan pengetatan moneter untuk mengendalikan inflasi.
"Bagi sektor keuangan, terutama pasar modal, perlu diwaspadai adanya dana asing yang keluar mencari aset dengan risiko rendah seperti surat utang Pemerintah AS," ujarnya.
Bhima memperkirakan, the Fed bakal menaikkan suku bunga sebanyak dua kali hingga akhir tahun. Jika itu terjadi, Bank Indonesia pun berpotensi menaikkan suku bunga sebanyak dua hingga tiga kali.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy, mengatakan, kenaikan suku bunga the Fed berpotensi memicu arus modal keluar dari pasar keuangan di Indonesia. Dampaknya bisa berimbas terhadap melemahnya nilai tukar rupiah.
Yusuf mengatakan, depresiasi rupiah berpotensi terjadi sehingga utang dalam valuta asing, terutama dalam dolar AS, bakal mengalami kenaikan. Hal ini dengan asumsi jika utang dolar AS tersebut tidak dilakukan lindung nilai.
"Dengan kata lain, cost of fund menjadi lebih mahal. Dengan aliran capital outflow, potensi nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terbuka lebar," kata dia.
Menurutnya, dengan spread suku bunga the Fed yang melebar, harga instrumen pasar keuangan di dalam negeri seperti obligasi akan berkurang sehingga imbal hasil meningkat. Selain itu, kenaikan bunga the Fed berpotensi mendorong meningkatnya suku bunga acuan di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
"Sekali lagi, dampaknya ongkos pembiayaan menjadi lebih pembiayaan menjadi lebih mahal, termasuk industri keuangan," ujarnya. kbc10
Jadi produk tipe kecil terakhir, Grand Pakuwon rilis rumah sarat fasilitas Rp1,7 miliar
Memilih isi nasi kotak yang affordable dan worth it
First Media hadirkan signature cakes di Igor's Pastry & Cafe
Kredit perbankan tumbuh melambat, begini kata bos BI
Datangkan Timnas Argentina, segini duit yang harus disiapkan Indonesia