Pasokan surplus, KPPU sebut harga beras alami anomali

Selasa, 21 Maret 2023 | 21:02 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai kenaikan harga beras sejak September 2022 tak sejalan dengan kondisi pasokan beras yang dinilai surplus.

Anomali harga ini perlu mendapat pengawasan di lapangan apalagi jelang Ramadhan.

Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Renamanggala menjelaskan, pada Maret 2023 produksi beras surplus 2,6 juta ton. Sedangkan di bulan April surplus 800 ton. Menurutnya, dengan kondisi harga beras yang naik saat ini sangat dipengaruhi oleh biaya produksi beras.

"Dari pengawasan, peningkatan perlu diwaspadai dan diantisipasi pada komoditas beras premium dan beras menengah karena komoditas tersebut merupakan salah satu bahan baku utama untuk memproduksi produk penting lainnya," ujar Mulyawan di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Dia menilai, pemerintah harus mengambil langkah strategis untuk memastikan stok beras bagi masyarakat dan juga menstabilkan harga. Dari koordinasi yang dilaksanakan dengan pemerintah, berbagai kelangkaan barang tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor cuaca dan hama, kenaikan permintaan menjelang hari besar keagamaan, pengurangan subsidi biaya produksi, atau adanya peremajaan tanaman pangan.

Menjelang Ramadan tahun ini KPPU akan memfokuskan pada sisi penawaran komoditas atau supply push .Apabila terdapat indikasi gangguan stok pangan karena praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat KPPU dapat melakukan penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"KPPU juga secara aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, serta Pemerintah Daerah, untuk memperkuat pengawasan," ujar Mulyawan. kbc11

Bagikan artikel ini: