Harga komoditas belum stabil, Sri Mulyani ingatkan RI harus tetap waspada
JAKARTA, kabarbisnis.com: Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga komoditas global masih dipengaruhi oleh ketidakpastian atau masih tidak stabil (volatile).
Hal itu bisa terlihat dari harga natural gas yang anjlok sangat dalam. Tren penurunan natural gas dipicu turunnya demand karena perlambatan ekonomi global dan keberhasilan Eropa mengamankan suplai gas alternatif selain Rusia.
Kemudian harga batu bara melemah, karena penurunan demand seiring menghangatnya cuaca di Eropa, serta harga gas yang rendah.
"Batu bara mengalami koreksi yang sangat dalam, sekarang ada di kisaran US$200 per metric ton, kemarin sempat di bawah US$200 metric ton, ini yang harus kita waspadai," kata Menkeu seperti dikutip, Rabu (15/3/2023).
Komoditas lainnya yang mengalami penurunan adalah minyak bumi. Harga minyak bumi Brent kini berada di angka US$83,4 per barrel, tren penurunan harga dipicu perlambatan ekonomi global. Volatilitas harga dipengaruhi dampak kebijakan reopening Tiongkok serta sanksi price cap G7 terhadap Rusia.
Untuk CPO terjadi perbaikan harga dari sebelumnya USD 720 per ton menjadi US$948 per ton. Namun harga CPO tahun lalu justru di kisaran US$1.779 per ton, artinya harga CPO pada Februari masih rendah.
Sementara untuk beberapa harga pangan masih terpantau tinggi, seperti gandum di kisaran US$678 per bushels, dan kedelai di kisaran US$1.518 per bushels, dan harga jagung US$629 per bushels.
"Masih stabil untuk soybean dan corn masih tinggi belum mengalami penurunan," pungkasnya. kbc10
FESyar Jawa 2023, Upaya BI Jatim Dongkrak Keuangan Syariah di Indonesia
Bermain dengan Sepenuh Hati, Bank Jatim Raih Juara Umum PORMI
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G
Astra Financial Raup Transaksi Rp463,97 Miliar di GIIAS Surabaya 2023, Naik 46 Persen
PGN Edukasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS dan TB di SMA Negeri 7 Surabaya