Harga pangan dan suku bunga tinggi masih bayangi ekonomi RI

Jum'at, 10 Maret 2023 | 08:15 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Perang antara Ukraina dan Rusia diprediksi masih akan menghabtui pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini. Bahkan kondisi ini disebut bisa lebih panjang dari yang diperkirakan.

Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, masih ada tantangan disrupsi pada rantai pasok, harga energi, dan harga pangan.

"Ini akan jadi tantangan untuk Indonesia tahun ini dan ke depannya," ujarnya dalam acara Market Outlook CNBC 2023 secara virtual, Kamis (9/3/2023).

Febrio menyebutkan, tingginya inflasi di berbagai negara juga akan mempengaruhi kebijakan di dunia. Seperti belum lama ini kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang berdampak ke pasar global, tak terkecuali ke Indonesia.

Kondisi di dunia membuat bank sentral AS ini mengubah dan menyesuaikan suku bunganya. Hal ini diikuti oleh banyak negara yang turut mengerek suku bunga untuk meredam dampak inflasi yang terus naik.

Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi terus berada di zona positif, meskipun masih ada bayangan inflasi tinggi di posisi 5,5%. "Tapi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain ini kecil, ada negara G20 yang inflasinya lebih besar," jelas dia.

Sedangkan di Indonesia sejumlah sektor perekonomian kondisinya sudah kembali seperti sebelum pandemi Covid-19. Seperti yang terkait dengan mobilitas sampai pariwisata sudah sangat kuat.

Sebelumnya The Fed menyatakan ada kemungkinan suku bunga akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya karena angka inflasi yang masih tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan moneter yang ketat untuk ke depannya.

Pada Desember tahun lalu, The Fed memperkirakan suku bunga akan naik hingga 5,1% pada tahun ini. Lalu pada 2024 bunga diharapkan bisa turun jadi 4,1% dan terus turun ke level 3,1% pada 2025. kbc10

Bagikan artikel ini: