Ekonomi Jatim 2022 tumbuh 5,34 persen

Senin, 6 Februari 2023 | 19:12 WIB ET
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan

SURABAYA, kabarbisnis.com: Kinerja ekonomi Jawa Timur pasca pandemi Covid-19 telah menunjukkan perbaikan. Badan Pusat Statistik Jawa Timur (Jatim) merilis, ekonomi Jatim secara kumulatif tahun 2022 tumbuh sebesar 5,34 persen (c-to-c).

Pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri sebesar 9,23 persen diikuti komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 7,25 persen.

Selanjutnya komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 6,03 persen, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,41 persen dan komponen PK-P sebesar 0,11 persen. Sedangkan, komponen impor luar negeri tumbuh sebesar 15,47 persen.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, peningkatnya pertumbuhan produksi barang dan jasa tahun 2022 menunjukan kuatnya trend pemulihan ekonomi Jawa Timur di tengah hantaman berbagai isu global dan kenaikan harga BBM. Kerja berbagai stimulus perekomian pemerintah mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kinerja ekonomi yang terjadi.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 19,47 persen.

"Kemudian, lapangan usaha jasa lainnya tumbuh sebesar 12,44 persen, sedangkan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 9,34 persen," ungkap Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan di Surabaya, Senin (6/2/2023).

Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memiliki peran terbesar, masing-masing 59,53 persen dan 27,15 persen.

"PKRT tumbuh positif secara c to c sebesar 6,03 persen, demikian juga PMTB tumbuh positif 5,41 persen. Sementara itu, komponen Impor menunjukan pertumbuhan tertinggi, dengan tumbuh sebesar 15,47 persen," katanya.

Adapun industri yang memberikan kontribusi terbesar adalah industri pengolahan dengan share 30,60 persen dan pertumbuhan (c to c) sebesar 6,28 persen. Kedua perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor dengan share 18,67 persen dan pertumbuhan (c to c) sebesar 6,87 persen. Ketiga sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan share 11,11 persen dan pertumbuhan (c to c) sebesar 1,79 persen.

"Adapun perekonomian Jatim tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.730,91 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp1.757,82 triliun," terangnya.

Dadang menegaskan, secara spasial, struktur perekonomian Pulau Jawa pada tahun 2022 didominasi oleh Provinsi DKI Jakarta dengan kontribusi terhadap PDRB Pulau Jawa sebesar 29,47 persen, diikuti Provinsi Jawa Timur sebesar 25,25 persen, Provinsi Jawa Barat sebesar 22,40 persen, Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,43 persen, Provinsi Banten sebesar 6,91 persen, dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 1,53 persen.

"Setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemulihan ekonomi di Pulau Jawa semakin pesat meski dengan level pertumbuhan yang berbeda-beda. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi (c-to-c) tertinggi dicapai oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 5,45 persen diikuti Provinsi Jawa Timur sebesar 5,34 persen: Jawa Tengah sebesar 5,31 persen, DKI Jakarta sebesar 5,25 persen, DI Yogyakarta sebesar 5,15 persen: dan Banten sebesar 5,03 persen," pungkasnya.kbc6

Bagikan artikel ini: