Ada pelonggaran mobilitas, konsumsi rumah tangga di 2022 capai 4,93%
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kebijakan pemerintah melonggarkan mobilitas masyarakat berdampak pada meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga sepanjang tahun 2022 mencapai 4,93%. Kenaikan tersebut menyumbang lebih dari separuh nilai perekonomian Indonesia tahun lalu.
"Pertumbuhan konsumsi tahun lalu naik dua kali lipat dibandingkan 2021 yang hanya tumbuh 2,02%. Ini juga pembalikan kuat dibandingkan tahun pertama pandemi atau pada 2020 yang terkontraksi 2,63%," ujar Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Meski demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun lalu masih di bawah level pertumbuhan sebelum pandemi 5,04% pada 2019. Margo menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang kuat disebabkan aktivitas dunia usaha yang mendapatkan berkah dari membaiknya mobilitas masyarakat.
Faktor lainnya adalah pendapatan masyarakat meningkat, terlihat dari kenaikan setoran pajak penghasilan orang pribadi yang tumbuh 18,36%.
"Membaiknya pendapatan masyarakat mendorong penguatan seluruh kelompok konsumsi, khususnya konsumsi transportasi, komunikasi serta restoran dan hotel," kata Margo.
Pertumbuhan kuat pada konsumsi rumah tangga ini menyumbang 2,61% terhadap total pertumbuhan nasional tahun lalu yang mencapai 5,31%. Komponen ini juga menyumbang 51,87% dari total nominal PDB nasional. BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31% merupakan yang tertinggi sejak 2013.
Selain dari konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh ekspor yang tumbuh 16,3%. Ekspor menyumbang hampir seperempat dari total PDB nasional. Kinerja moncer pertumbuhan ekspor seiring windfall yang masih berlanjut meksipun melemah menjelang akhir tahun seiring moderasi harga komoditas.
Pertumbuhan ekspor jasa juga signifikan didorong kunjungan wisatawan mancanegara. Komponen lainnya, investasi berhasil tumbuh 3,87% pada tahun lalu, hanya sedikit di atas tahun sebelumnya 3,8%.
Hal ini dipengaruhi seluruh jenis barang modal, terutama jenis mesin dan kendaraan. Selain itu, pertumbuhan modal pemerintah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, baik pemerintah pusat maupun daerah, terutama jenis mesin dan peralatan serta jalan, irigasi, dan jaringan.kbc11
FESyar Jawa 2023, Upaya BI Jatim Dongkrak Keuangan Syariah di Indonesia
Bermain dengan Sepenuh Hati, Bank Jatim Raih Juara Umum PORMI
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G
Astra Financial Raup Transaksi Rp463,97 Miliar di GIIAS Surabaya 2023, Naik 46 Persen
PGN Edukasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS dan TB di SMA Negeri 7 Surabaya