Potensial, pebisnis hotel Jabar gencar promosi ke Jatim

Selasa, 24 Januari 2023 | 16:09 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Upaya pemulihan ekonomi ekonomi pasca pandemi terus dilakukan oleh semua pihak, termasuk Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat dengan menggelar table top dengan tema "Direct Promotion" di Surabaya dan Malang.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (24/1/2023) diikuti sedikitnya oleh 27 pelaku usaha perhotelan, restoran dan destinasi wisata di Jawa Barat. Ada sekitar 40 buyer daru travel agent dan Event Organizer di wilayah Surabaya, Malang dan sekitarnya yang hadir dan terlihat sangat antusias melakukan sejumlah transaksi di lokasi tersebut.

Wakil Ketua II Bidang Restoran dan Promosi BPD PHRI Jabar Dery Septiadi mengatakan, dipilihnya Surabaya dan Malang karena potensi pasarnya sangat besar. Bahkan dari data Pemprov Jabar menunjukkan, Jatim dan Jateng adalah dua provinsi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat kunjungan wisata ke provinsi tersebut.

"Dari total jumlah wisatawan domestik yang datang ke Jabar, Jatim dan Jateng menyumbang sekitar 40 persen," kata Dery di sela kegiatan Direct Promotion di Surabaya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya kegiatan promosi dari kota ke kota ini telah dilakukan oleh pelaku pariwisata Jabar sejak sebelum pandemi dengan biaya dari Pemerintah Provinsi Jabar. Tetapi di tahun ini, karena dana promosi dipangkas, akhirnya pihak PHRI Jabar berinisiatif untuk tetap melakukannya dengan biaya mandiri.

"Karena permintaan cukup bagus, kami konsultasi dengan Dinas Pariwisata Jabar, ternyata pada tahun 2022 - 2023 dana promosi dikurangi, sehingga kami mencoba mengadakan sendiri dengan dana mandiri, inisiatif anggota," katanya.

Selain Surabaya, PHRI Jabar juga merencanakan melakukan kegiatan yang sama di 6 kota lain sepanjang tahun 2023, yaitu Palembang, Jakarta, Balikpapan, Makassar, Padang dan Pontianak. Direct Promotion juga akan dilakukan di luar negeri. Sebelumnya, pada Desember 2022 table top telah dilakukan di kota Jogja dan Semarang. "Oktober kami merencanakan ke Malaysia. Karena wisatawan mancanegara yang paling banyak masuk ke Jabar adalah Malaysia dan Singapura," terangnya.

Hanya saja, Deny mengaku masih ada kendala dalam meningkatkan jumlah wisatawan ke Jabar, yaitu masih jarangnya transportasi udara yang langsung atau direct flight ke Jabar. "Kita ke Surabaya saja juga belum bisa langsung dari Jabar, karena saat pandemi kemarin ditutup," katanya.

Padahal ada banyak destinasi wisata baru yang bermunculan setelah pandemi yang potensial menarik wisatawan, utamanya di Bandung Raya, misal taman, kebun teh yang dikolaborasi.lkan dengan wisata.

Dery berharap, melalui kegiatan tersebut akan tercipta kerjasama berkelanjutan dan memberikan kemanfaatan bagi kedua belah pihak. Akan ada peningkatan jumlah wisatawan Jatim ke Jabar juga Wisatawan Jabar ke Jatim sehingga okupansi hotel pun ikut terkerek naik.

"Jika Untuk Bandung Raya okupansi hotel saat ini mencapai 52-53 persen, maka kami berharap bisa naik diatas 55 persen. Kalau secara umum Jabar, kami berharap bisa mencapai 40 persen ke atas dari saat ini yang masih 36-38 persen," akunya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PHRI Jatim Dwi Cahyono menyambut gembira kegiatan tersebut dan berharap akan mampu meningkatkan industri pariwisata Jateng dan Jatim.

"Jatim bulan ini lagi recovery, banyak pelaku usaha pariwisata dari beberapa daerah yang datang. Kemarin dari Jogja dan Jateng. Sekarang dari Jabar yang mengadakan table top disini. Kami rasa kehadiran ini akan menjadi momen baik untuk majukan pariwisata nusantara," kata Dwi Cahyo.

Pada kesempatan tersebut, dia mengingatkan pentingnya update data sektor pariwisata karena di saat pandemi, ada pelaku usaha yang membangun dan membuka objek wisata baru, tetapi juga banyak pelaku usaha yang menutup usahanya.

"Ini perlu updating data, dari Jabar ke Jatim dan juga Jatim ke Jabar. Sehingga acara seperti ini penting dilaksanakan untuk menyatukan dan merefresh apa yang kita lakukan. Ada pertukaran informasi antara kedua belah pihak karena di saat kewajiban bermasker sudah tidak ada, akan menambah kepercayaan masyarakat untuk bepergian," pungkasnya.kbc6

Bagikan artikel ini: