Masuki Tahun Kelinci Air, nih investasi yang diramal kasih cuan

Selasa, 24 Januari 2023 | 13:52 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Dunia dihadapkan pada ancaman resesi pada tahun 2023 ini. Para pelaku bisnis pun was-was untuk melakukan investasi.

Perencana Keuangan OneShildt Consulting Imelda Tarigan menuturkan, 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan, seiring ketidakpastian ekonomi.

Meski demikian, gejolak ekonomi global bukanlah hambatan jika ingin berinvestasi. Ada banyak opsi instrumen investasi yang menguntungkan di 2023 atau Tahun Kelinci Air, menurut astrologi Tionghoa. Mulai dari saham hingga emas.

"Inflasi global akan mengerek suku bunga global yang akan meningkatkan biaya sehingga ekonomi melemah. Tapi di setiap krisis pasti ada peluang baru. Jadi jangan takut berinvestasi dan tetap konsisten pada profil risiko Anda," kata Imelda.

Imelda menekankan bahwa asesmen terhadap risiko investasi harus tetap objektif, jangan emosional karena terlalu takut dengan potensi buruk yang bakal terjadi di tengah gejolak ekonomi dunia.

Setali tiga uang, Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto juga memproyeksi tahun 2023 masih dihantui dengan beberapa sentimen negatif, termasuk kenaikan suku bunga The Fed.

"Namun, di sisi lain China sebagai salah satu indikator ekonomi sudah mau bergerak dan melonggarkan ekonominya pasca Covid-19. Jadi bisa sebagai sedikit penyeimbang dan penahan laju gejolak ekonomi," ujarnya.

Sementara itu, Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho melihat kondisi ekonomi global berpotensi mengalami resesi dan berimbas ke Indonesia.

Kendati, Andy menilai kondisi ekonomi Indonesia masih cukup bertahan dari pelemahan ekonomi negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh tingkat konsumsi dalam negeri yang tetap tinggi sehingga terus menggerakkan perekonomian RI.

Andy juga menganggap konflik Rusia dan Ukraina membuat permintaan hasil tambang, seperti batu bara dan nikel, berpotensi meningkat karena kedua negara tersebut tidak bisa menyediakannya. Hal tersebut akan menjadi angin segar bagi kondisi pasar modal Indonesia.

"Selain itu, tahun 2023 belanja kebutuhan politik untuk Pemilu 2024 akan semakin meningkat sehingga ekonomi akan semakin kencang berputar," jelas Andy.

Berikut beberapa daftar investasi yang berpotensi cuan dan sebaiknya dihindari pada 2023 yang merupakan Tahun Kelinci Air:

Investasi cuan

1. Saham

Imelda Tarigan menempatkan saham sebagai investasi yang berpotensi mendulang cuan di 2023. Namun, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan jika ingin terjun ke pasar saham.

"Saham masih akan tetap jadi instrumen investasi yang baik karena perusahaan-perusahaan emiten masih akan produktif. Maka pilihlah yang berfundamental kokoh supaya tahan krisis, investasi ini untuk jangka panjang," ungkapnya.

Sedangkan Andy Nugroho menganggap saham cocok untuk investor dengan profil risiko agresif. Namun, investor harus tetap waspada dan rajin memperhatikan pergerakan harganya.

"Seandainya tiba-tiba kondisi memburuk, maka bisa segera melakukan cut loss dan switching," kata Andy.

"Sebaiknya menghindari pasar saham, pasar derivatif, ataupun reksadana berbasis saham. Namun, dengan potensi yang dimilikinya untuk dapat cuan, maka kalaupun mau tetap berada di instrumen-instrumen tersebut, harus sangat disiplin dan cermat mengamati pergerakan harganya agar bisa segera keluar ketika kondisi memburuk," imbuhnya.

2. Obligasi

Berdasarkan beberapa pertimbangan yang sudah disampaikan, Andy memprediksi investasi cuan adalah yang profil risikonya moderat. Dia lantas menyarankan obligasi sebagai instrumen investasi pilihan.

"Atas dasar hal-hal tersebut, maka investasi yang bisa dipilih adalah, seperti obligasi negara yang dari segi imbal hasil di atas deposito, namun secara risiko masih di bawah pasar saham," sarannya.

Tak beda jauh, Imelda juga menyebut obligasi sebagai salah satu instrumen investasi yang patut diperhatikan. Namun, investor jangan sampai lengah dan harus ekstra hati-hati.

"Obligasi negara juga masih bagus karena imbal hasilnya setelah dikurangi pajak masih berada di atas inflasi. Untuk obligasi swasta harus ekstra hati-hati, pelajari fundamental usaha," tegas Imelda.

3. Reksadana

Menurut Andy, memilih reksadana sebagai instrumen investasi juga boleh. Reksadana yang berbasis pendapatan tetap bisa menjadi pilihan utama.

"Namun, dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka bagi yang memiliki profil risiko agresif juga bisa memilih untuk berinvestasi di reksadana campuran atau reksadana pasar saham," ungkapnya.

4. Emas

Eko Endarto mengatakan emas bisa dipilih sebagai investasi jangka pendek dan safe haven untuk penyelamat cashflow.

Safe haven adalah jenis investasi yang diharapkan nilainya tetap bertahan atau meningkat ketika terjadi gejolak di pasar.

Hal senada juga disarankan oleh Imelda Tarigan. Namun, Perencana Keuangan OneShildt Consulting itu lebih menekankan emas sebagai investasi jangka panjang.

"Emas tetap pengaman inflasi walaupun return-nya tidak meroket dan baik untuk jangka panjang juga," ujarnya.

Mengamini pernyataan Imelda, Andy Nugroho mengatakan, emas bisa dipilih sebagai investasi jangka panjang di atas 5 tahun.

"Pertimbangannya karena saat ini harga cenderung turun atau stagnan, sehingga bisa membelinya di harga lebih murah dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan untuk jangka panjang," tutur Andy.

5. Tanah dan Properti

Investasi di sektor tanah dan properti juga bisa menjadi pilihan cuan di tahun depan. Menurut Andy, harga tanah dan properti cenderung stagnan.

"Ini membuat Anda bisa mendapatkan properti dengan harga yang menarik, kemudian bisa disewakan untuk mendapatkan untung jangka pendek atau dijual lagi setelah 5 tahun sebagai investasi jangka panjang," ungkapnya.

Sementara itu, Imelda menilai harga tanah dan properti mungkin akan sedikit lebih rendah di 2023. Namun, potensi jangka panjangnya masih bagus.

6. Kesehatan dan Pendidikan

Imelda mengungkap instrumen investasi yang tidak bisa disepelekan, yakni kesehatan dan pendidikan.

"Investasi pada bidang kesehatan dan pendidikan atau keterampilan juga pilihan yang sangat bagus karena di masa resesi pun orang tetap harus berobat dan meningkatkan kompetensi," ujarnya.

Investasi yang tidak cuan:

1. Valas

Beralih ke investasi yang sebaiknya dihindari, Imelda secara khusus menyoroti instrumen investasi valuta asing alias valas. Menurutnya, valas tidak cocok dipilih melihat ketidakpastian ekonomi global pada tahun depan.

"Yang harus dihindari investasi valas karena volatilitas keuangan global akan meningkat seiring resesi dan kenaikan suku bunga global," tegasnya.

2. Kripto

Eko Endarto menyarankan investor untuk menghindari investasi kripto di tahun depan. Menurutnya, berinvestasi di pasar kripto masih spekulatif.

Senada, Andy juga menyarankan investor untuk tidak berfokus pada kripto. Menurut Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) itu, kripto tidak memiliki underlying asset.

Underlying asset adalah suatu aset bernilai ekonomi yang menjadi dasar diterbitkannya sebuah instrumen investasi.

Sementara itu, Imelda menyebut investasi kripto dikembalikan kepada profil risiko investor. Namun, dia memproyeksi sulit untuk melihat kembali kejayaan kripto tahun depan.

"Belajar dari kegagalan kripto tahun ini, rasanya akan sulit membangkitkan lagi animo seperti dulu. Pada dasarnya spekulasi ini semata-mata hanya permainan persepsi, tanpa underlying asset yang jelas," kata Imelda.

3. Forex

Selain saham, Andy secara spesifik menyoroti investasi di forex. Menurutnya, boleh saja memilih forex sebagai instrumen investasi, tetapi porsinya harus dibatasi.

"Sama seperti saham, boleh saja kalau mau tetap investasi di situ. Namun, persentasenya dibatasi maksimal hanya 60 persen dari portofolio aset dan selalu dicermati," tegasnya.

Sementara itu, Imelda menganggap investasi forex tergantung para 'bandar'. Dia menganggap ada kemungkinan forex bisa bubbling alias meningkat secara cepat.

"Kalau para bandarnya bisa menciptakan persepsi optimis di masa resesi, bisa saja bubbling lagi pasar kripto dan forex. Trading ini tidak tergantung pada fundamental ekonomi, mereka punya dunianya sendiri," ungkap Imelda.

Sedangkan Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto menilai investasi forex masih boleh dilakukan, khususnya untuk mereka yang memiliki tujuan jangka pendek. kbc10

Bagikan artikel ini: