Ada ancaman resesi 2023, industri konstruksi diprediksi bakal tertekan
JAKARTA, kabarbisnis.com: Ancaman akan adanya resesi global pada 2023 rupanya ikut membuat kalangan pelaku usaha di sektor jasa konstruksi was-was.
Wakil Ketua Umum Gapensi Didi Iskandar Aulia mengatakan bahwa sebelum akhir tahun, pada umumnya pemerintah telah melakukan lelang sejumlah proyek infrastruktur. Namun, pada November ini pihaknya belum menerima sejumlah penawaran tender dari pemerintah.
Menurutnya, hal itu terjadi karena adanya proyeksi akan terjadinya resesi pada tahun depan, sehingga telah mengurangi jumlah proyek yang ada.
"Pasti ada tekanan, saya tidak tahu berapa besar tapi saya rasa ada tekanan," ujarnya baru-baru ini.
Di sisi lain, masuknya tahun politik pada 2023 telah menambah tekanan pada sektor konstruksi. Alasannya adalah pemerintah akan memperketat struktur anggarannya dan sangat memilih proyek-proyek yang akan dikerjakan pada 2023.
Dia menambahkan, fokus pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur yang telah berjalan dan tidak memulai proyek baru berdampak cukup besar terhadap badan usaha konstruksi.
Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dinilai tidak dapat mengkompensasi kue yang hilang untuk badan usaha konstruksi.
Sementara itu, arah pemerintah untuk lebih menggenjot program padat karya pada 2023 juga akan semakin mengurangi kue dari badan usaha konstruksi.
"Kalau padat karya hasilnya jelas, hasil capainnya jelas, cuma kan pajaknya tidak ada, kalo swakelola tidak ada pajaknya," ungkapnya. kbc10
Meluncur Tahun Depan, PS 5 Pro Bakal Dibanderol Rp11 Jutaan?
Tak Hanya Jadi Idaman Anak dan Suami, Pekerjaan Lancar berkat Tineco Vacuum
SPTP Tanam 55 Ribu Bibit Mangrove di Wisata Bahari Sontoh Laut
BI Klaim Transaksi Repo di Pasar Uang RI Terus Meningkat
Pemerintah Siap Guyur Insentif Pajak Industri di 2024, Ini Kriterianya